PENAFSIRAN kEJADIAN 1-4// KEJATUHAN MANUSIA KEDALAM DOSA

Sejarah Singkat Keselamatan Allah (Kejadian 1-4)
(BOOK REVIEW)

Tesis: Sebuah penafsiran yang memakai konsep penciptakan merupakan mitos untuk menggambarkan tentang penciptaan yang Tuhan lakukan dan memberitahukan tentang Konsep Keselamatan yang diberikan Allah kepada Manusia. Tesis ini sangat terlihat dalam setiap pembahasan sebanyak 334 Halaman.
Isi Singkat:
Pandangan yang beredar tentang bagiaman penciptaan itu terjadi. Apakah penciptaan itu benar adanya? Ataukah hanya sebuah karangan yang ingin menyampaikan bagaimana Allah menciptakan dunia ini? Dan apakah penciptaan yang tertulis dalam kitab kejadian sama dengan penciptaan menurut mitos-mitos yang dimiliki oleh orang Yunani, Tingkok dan lain-lain.
Kitab kejadian ditulis pada zaman Musa menurut tradisi, kita dapat mengetahui bahwa jika di tulis di zaman Musa berarti pada waktu itu kisah penciptaan benar-benar bukan aslinya melainklan adanya pengaruh tradisi. Hal ini tidak terlalu masalah sebab kitab ini di tulis untuk bangsa Yahudi pada waktu itu agar mereka tetap opercaya kepada Allah Israel.
Dalam Bab satu  buku ini ingin menyampaikan sebuah pendapat tentang Pencipta dunia dan Manusia. Dalam buku ini Allah sebagai pencipta dunia dan segala isinya dari suatu bahan yang tidak ada (creation ex nihilo) hal 43 dimana penciptaan ini terjadi sebagai pengaturan terhadap kekacauan dan Allah menjadikan keharmonisan (Kejaidan 1). Allah melihat segala sesuatu itu tidak teratur adanya, maka Allah memberikan batas-batas terhadap apa yang ada di dalam penciptaan seperti air dari tanah, terang dan gelap dan lain-lain.
Penciptaan dunia telah terjadi semuanya baik, maka Allah menciptakan manusia, menurut gambar Allah. Apa yang dimaksdu dengan serupa dan segambar? Para baoak gereja memahami sebagai rasio, akal budi dan kehendak manusia (Hal 74), apakah ini saja yang di maksud dengan serupa dan segambar? Di buku ini kita akan memperolwh bahwa bukan hanya secara rasio, akal budi, kjehendak manusia ataupun tubuh, jiwa dan roh melainkan isi gambar dan rupa Allah pada manusia harus menyentuh manusia secara keseluruhan pribadi manusia.
Ketika Allah telah selesai menciptakan segalanya, maka Allah beristirahat pada hari yang ketujuh, banyak orang berpendapat mengapa Allah beristirahat? Bukankah Allah maha kuasa? Berbicara tentang kekuasaan berbicara tentang bagaimana Allah mengusai apa yang dimiliki-Nya Ia bisa mengendalikan kekuasaan untuk menunjukkan bahwa Ia tidak diperbudak oleh kekuasaan-Nya. Maka hari ketujuh menjadi hari Kudus bagi bangsa Israel (hal 100-104)karena mereka telah bekerja selama menjadi budak di Mesir dan hari ketujuh menjadi hari istirahat bagi mereka dan persekutuan dengan Tuhan. Hari sabat tidak berbicara tentang kapan tetapi tentang beristirahat dari segala pekerjaan sehingga kita tidak diperbudak. Sabat berbicara tentang kebebasan bukan keterikatan. Sebab sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk sabat (Mrk 2:27).
Proses tejadinnya kejatuhan manusia kedalam dosa, tidak akan terjadi tanpa adanya penciptaan dan larangan Allah terhadap manusia. Manusia yang merupakan gambaran Allah diberikan kuasa untuk menguasai bumi dan segala isinya, namun dalam kekausaan ada batasan yang Allah berikan kepada manusia yaitu larangan terhadap pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat (Hal 142).
Ketika ditemukan bahwa manusia tidak memiliki penolong/ciptaan yang sepadan dengan ia maka Allah menciptakan perempuan dari tulak rusuk manusia itu. Manusia belum jatuh kedalam dosa tidak ada rasa malu terhadap ketelanjangan mereka. (Hal 175).
Kejatuhan manusia kedalam dosa bermulai dari perbincangan yang tidak sehat yang dilakukan oleh Hawa yaitu berbicara kepada ular yang merupakan tidak sepadan dengan dia, keterpinjangan ini mengakibatkan Hawa terhanyut akan godaan dan melanggar larangan Allah. Pada saat Hawa melakukan kesalahan, kesalahan itu berlanjut kepada Adam yang ikut memakan Buah pengetahuan yang baik dan Jahat, Adam yang merupakan orang yang pertama kali diberikan larangan tersebut tidak menasehati malah ikut berperan aktif dalam kejatuhan Hawa kedalam dosa.(Hal 201)
Bukan malah menjadi seperti Allah yang disampaikan Ular, malah manusia itu menemukan dirinya telanjang yaitu ketidakberdayaan mereka akibat dari kekuasaan yang tidak terkontrol/keserakahan. Manusia itu gagal menjadi gambar Allah, akibat dari pelanggarn itu manusia bukan bertanggungjawab melainkan saling menyalahkan satu dengan yang lain. Adam yang mengatkan perempuan itu adalah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku, menyangkal perkataannya dan melemparkan kesalahanya kepada Tuhan bahwa perempuan yang Tuhan berikan itu merusak segalanya. Hukuman sudah menanti manusia akibat perbuatnnya yaitu manusi di kutuk dan bekerja keras dalam melanjutkkan kehidupannya.
Dari kejatuhan manusia inilah banyak konsep teologi yang berbicara tentang ‘dosa asal’  Dosa Asal yaitu dari Adam, kejatuhan Adam kedalam dosa mengakibatkan semua manusia berdosa  (Roma 5:12) ini merupakan pandangan tradisional,  kalau kita melihat secara luas dan kita dapat memperoleh bahwa kejatuhann Adam kedalam dosa merusak tatanan kehiduapn umat manusia, segala sesuatu yang pada dasarnya baik telah tercemar oleh dosa dan setiap orang yang lahir kedunia jadi berdosa karena ikut tercemar dari akibat perbuatan dosa Adam. Roam 5:12 memberikan gambaran Bahwa manusia yang tercemar akibat dosa adam menjadi berdosa dan melakukan hal yang sama yang dilakukan Adam yaitu melanggar perintah Allah, (Hal 252) setiap perbuatan manusia yang melanggar perintah Allah memperoleh akibat/hukuman, hukuman ini bukan berasal dari Allah melainkan dari perbuatan yang kita lakukan. Ketika kita mencuri maka otomatis ada hukuman yang kita dapat yaitu dipenjara atau di pukul oleh masa.
Dosa Asal bukan berbicara tentang Dosa yang diberikan Adam melainkan akibat dari dosa yang dilakukan Adam sehingga kita melakukan apa pelanggaran yang adam lakukan.
Akibat perbuatan manusia tidak berakhir disitu saja, pengusiran yang dilakukan Allah membuat manusia itu melanjutkan kehidupannya. Lalu manusia itu bersetubuh dan lahirlah seorang anak yang bernama Kain. Hawa yang pada dasarnya telah dikuasai oleh Adam mencoba menguasai anak yang diberikan Tuhan kepadanya untuk terlepas dari penguasaan Adam.
Dosa mulai menjalar, Kain yang pada dasarnya seorang petani melanjutkan pekerjaan Adam. Lalu lahirlah Habel yang merupakan adik kain yang menjadi seorang gembala, disinilah dosa itu menjalar, ketika Kain dan Habel memberikan persembahan kepada Allah, persembahan kain tidak diindahkan dan habel diindahkan (Hal 281),banyak teolog yang telah menafsirkan hal ini, ada yang berkata karna apa yang disembahkan, sikap hati dan lain-lain.
Kalau kita melihat seakan adanya intimidasi yang telah diberikan kepada Kain, kalau kita melihat bukan soal persembahan yang diberikan oelh Kain dan Habel yang di lihat oleh Allah dan juga bukan sikap hati, Allah ingin menunjukkan kepada Kain tentang perbedaan, Allah ingin Kain melihat bahwa perbedaan itu bukanlah masalah yang besar melainkan berkat yang seharusnya saling melengkapi (Hal 295).
Namun Kain tidak melihat hal ini melainkan ia muram dengan perbuatan Allah, Kain yang merupakan anak sulung yang pada dasarnya  merasa memiliki kekuasaan yang besar atas adiknya, bahwa apa yang diinginkannya harus berhasil dan sesuai dengan hatinya/kemaunnya,  kalau kita melihat seperti (Yakub dan Esau, Yusuf dan saudaranya).
Kain melakukan apa yang telah dilakukan orangtuanya, Adam dan Hawa merusak hubungan manusia dengan Allah, Kain merusak hubungan manusia dengan sesama. Kain membunuh adiknya Habel, sebelum hal itu terjadi Allah sudah memperingatkan Kian tentang dosa yang telah mengintip dan menghancurkanny, akibat keserakahannya yang ingin menguasai segalanya ia mengabaikan Tuhan dan membunuh adiknya (Hal 305). Akibatnya ia diusir dan bersusah payah dengan apa yang diperolehnya.  Namun Tuhan tidak pernah meninggalkannya, Ia memberikan tanda kepada Kain supaya tidak ada yang membunuhnya, Tuhan menunjukkan bahwa penghukuman atau balas dendam itu hanya milik Allah.
Akibat dari pembunuhan itu kain diusir dan pergi ia memulai hidup baru dengan kesendirian dan mengawali kehidupan dengan rasa takut akan adanya konsep balas dendan yang  akan diterimanya.
Perbedaan bukanlah sumber kekerasan, Tuhan menciptakan perbedaan untuk saling mengasihi dan melengkapi, perbedaan itu menggambrakn Anugrah Allah.namun akibat dosa/keserakhan manusia yang mengini hak orang lain membuat perbedaan itu jadi masalah yang besar. Tuhan mencoba menghancurkan kekrasan dengan air bah namun kekrasan tetap ada, lalu Tuhan memberikan Kristus yang menanggung kekerasan manusia dan menjadi contoh manusia sejati, namun manusia tidak menjalani perintah Allah maka kekerasan itu tetap ada. Namun setiap kekerasan ada akibat yang diperolehnya.

Manusia terus bertambah di dalam dunia, kejahatan semakin merajal lela dalam kehidupan manusia (Kej 4) keturunan Kain yang semakin banyak dan meberikan dosa yang semakin banyak tidak menutupi karya keselamtan yang Allah berikan. Dari kejahatan yang merajalela dimuka bumi namun Tuhan mampu memberikan orang-orang yang menyembah Tuhan, lahirnya Enos dari keturunan Set (keturunan adam dan hawa) yang pada waktu masanya manusia baru menyembah Tuhan menunjukkan bahwa dosa tidak bisa mengalahkan rencana Tuhan.

Kejadian 1-4 bukan berbicara tentang sejarah dosa melainkan sejarah keselamtan yang Tuhan kerjakan ketika manusia gagal melakukan rencana Allah Tuhan menciptakan manusia lain untuk melaksanakan rancana keselamatan yang Ia berikan kepada manusia untuk menyelamtkan manusia dari kesalahan akan keserakahan yang telah diakibatkan oleh dosa Adam yang mengakibatkan semua manusia melakukan apa yang salah dimata Tuhan.

Kelebihan Buku: Dr Paskalis memberikan gambaran tentang penafsiran Kej 1-4 yang menunjukkan karya keselamatan Allah. Ia memakai metode hidtoris kritis dan inter-testual, yang memberikan pemahaman yang cukup luas untuk mengerti tentang karya keselamatan Allah). Dalam penafsiran tentang kej 1-4 ia memberikan suatu konsep sejarah yang luas yang memberikan pengertian untuk para pembaca untuk lebih melihat sejarah bagaiman kitab itu di tuliskan sehingga tidak ada kesalahan dalam penafsiran Alkitab. Latar belakang studinya dan buku-buku yang dipakai kita dapat menyimpulkan bahwa apa yang di tuliskan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan.
Kekurangan Buku: penulis tidak setuju dengan cara penyampain kisah penciptaan yaitu Mitos walaupun dikatakan bahwa ‘Bahasa Mitos namun bukan Mitos’’disini aka nada penyalahartian terhadap pembaca bahwa kisah penciptaan merupakan mitos. Ketika dikatakan mitos berarti yang dibuat oleh manusia dan dianggap kebenaran. Ini membuat kisah penciptaan sama seperti kisah mitos lainnya. (Hal12-25)

Rekomendasi/Saran  Dalam pembacaan buku ini terdapat suatu kisah-kisah yang memberikan pemahaman atau pendalam terhadap tulisan, tidak maslah kalau ada namun kebanyakan juga sangat bias. Saran kedua yaitu dalam hal refleksi, terdapat pertanyaan yang memberikan kewenangan kepada pembaca untuk mengambil tanggapan terhadap bacaan. Anatar lain :bagaimana hobi kita terhadap berburu? Apakah ini bukan pertanda bahwa kewajiban kegereja hari minggu telah memperbudak saya?


Refleksi: Setelah membaca buku ini, penulis melakuakn refleksi bahwa dalam prosesn Karya keselamtan Allah kita dapat melihat bahwa kita harus melihat bahwa perempuan merupakan anugerah. Perbedaan yang Tuhan berikan untuk membuat manusia bisa saling melengkapi, maka dari itu perbedaan harus lebih dihargai oleh penulis sebab itu merupakan Anugrah Tuhan.

Dr. Paskalis Edwin I Nyoman Paska. Perempuan Sumber Dosa? . Malang: Dioma

0 Response to "PENAFSIRAN kEJADIAN 1-4// KEJATUHAN MANUSIA KEDALAM DOSA"

Posting Komentar