Hukum Taurat dan Anugerah // pandangan Paulus dan Kitab-kitab PB

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Perjanjian Baru sangatlah dipengaruhi oleh tulisan-tulisan paulus. Paulus menulis 14 kitab yang ada di perjanjian baru. Dalam tulisan Paulus terdapat banyak sekali bentuk pengajaran yang berlandaskan kepada Kristus. Dalam banyak pengajaran yang diberikan Paulus meskipun dalam garis besar berbicara tentang Anugrah Allah. Kelompok disini akan memaparkan tentang Hukum Taurat dan anugrah. Kita ketahui bahwa Taurat merupakan kitab yang di percaya dan pegang teguh oleh orang Yahudi. Untuk memastikan pengertian yang benar terhadap teologi paulus maka kita harus melihat secara baik terhadap pandnagan paulus tentang Taurat dan Anugrah. Dalam pertumbuhan gereja sekarang banyak gereja yang masih tidak mengerti tentang taurat dan anugrah Allah dimana banyak gereja yang memandang sama kedua-duanya.
Oleh sebab itu kelompok akan memaparkan tentang Taurat dan Anugrah Allah  supaya bisa mnejadi bahan referensi dalam pengajaran digereja bahkan di perkuliahan baik formal maupun non formal.
Rumusan Masalah
·                     Apakah yang dimaksud dengan Taurat?
·                     Apakah yang dimaksud dengan Anugrah Allah?
·                     Apa Perbedaan Taurat dan Anugrah?

Tujuan dan Manfaat
Untuk memberikan pemahaman yang benar tentang Pandangan Paulus tentang Taurat dan Anugrah supaya tidak ada kesalahan dalam mengartikan Anugrah dan Taurat. Dan juga bisa membantu gereja dalam membentuk suatu pengajaran yang benar berlandaskan Fiman Tuhan yang benar dalam memberikan pengertian tentang Teologi Paulus tentang Anugrah dan Taurat.


BAB II
Hukum Taurat dan Anugrah
1.                  HUKUM TAURAT

Dalam kitab-kitab injil sinoptik
            Kita menemukan pemakaian kata “hukum” menggunakan pemakaian yang beraneka ragam. Arti hukum yang terutama adalah hukum taurat, dan yang yang terutama lagi adalah tuntutan-tuntutan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pemakaian hukum dengan arti “perintah” kadang dikaitkan dengan arti kitab suci (bdk Mat 5:17-18).

a.                  Penghargaan Yesus Terhadap Hukum Taurat
            Dalam pengajaran Yesus disiratkan bahwa prinsip-prinsip taurat harus diterima secara positif. Ia menegakkan kekudusan taurat dalam Matius 5 :17-18. Menurut buku Donald Gutrhie, karena Yesus berbicara tentang penggenapan  baik dari taurat maupun kitab-kitab para nabi, maka kita akan harus mencari suatu arti bagi istilahNya yang berlaku bagi keduanya yang menunjuk bahwa Ia menggenapi Taurat dalam arti melampauinya dan sekaligus memperlihatkan  apa yang ditunjuk Taurat (dan para nabi) sebelumnya.
            Dalam Matius 5:20 nampaknya menyarankan bahwa Yesus mengharapkan dari murid-muridNya lebih dari yang telah dicapai ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi dalam ketaatan mereka terhadap hukum taurat. Penghargaan Yesus terhadap hukum taurat juga terlihat dalam Matius 23:2-3 dimana Ia mengaku bahwa ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi menduduki kursi Musa. Motif untuk memelihara hukum taurat demi dilihat orang lain dikecam dalam  Matius 23:5.

b.                  Kesadara Yesus bahwa Hukum Taurat tidak lengkap
            Hukum Taurat dan kitab para nabi (yangberlaku sampai kepada zaman Yohanes Pembabtis) dikontraskan dengan Kerjaaan Allah yang diberitakan Yesus (Luk 16:6; bdk Mat11:12-13) . jelaslah bahwa Kerjaan Allah melebihi hukum taurat dan kitab para nabi. Yesus meringkas hukum taurat dan itab-kitab nabi-nabi dalam Matius 7:12 .
Sifa-sifat kewibawaan dari kewibawaan dari penafsiran Yesus tentang hukum taurat terlihat dalam kata-katanya  “tetapi Aku berkata kepadamu”yang dipermaslaahkan dengan  “kamu telah mendengar firman ” apakah Yesus mengubah hukum taurat?
            Yesus mengubah hukum mengenai hari sabat. Dengan menegaskan bahwa Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari sabat (Markus 2:28), Yesus menempatkan diriNya diatas Taurat Musa. Apa yang dikecamNya ialah penafsiran Hukum yang telah mengubah suatu berkat menjadi beban. Pandangan Yesus mengenai Hukum Taurat menurut kitab-kitab Injil Sinoptik dengan memakai butir-butir :
1.                  Yesus menganggap hukum Taurat sebagai ketetapan Allah, yang bersifat berwibawa dalam hal-hal agama
2.                  Ia melihat kebutuhan untuk menembus kepada arti batiniahnya yang membuatnya lebih dari sekedar tuntutan hukum lahiriah
3.                  Ia tidak pernahmenganggap bahwa hubungan manusia dengan Allah sekarang didasarkan pada pemeliharaan hukum taurat karena digantikan olehkerelaan Allah mengampuni manusia berlandaskan misi Yesus
4.                  Perjanjian yang lama digantikan oleh perjanjian yang baru (Matius 26:26) dan yang baru menggenapi yang lama

Tulisan-tulisan Yohanes
            Pemakaian kata nomos (hukum) dalam Injil Yohanes pada umumnya sama dengan pemakaiannya dalam kitab Injil sinoptik. Dalam yohanes 1:17 “hukum” nampaknya menggambarkan seluruh landasan hidup keagamaan Israel menurut perjanjian lama. Gagasan tentang hukum dalam Yohanes sangatlah luas, dan dalam arti inilah hukum Taurat dibandingkan dengan anugrah yang akan datang oleh Kristus (Yoh 1:17).
            Yesus memakai hukum taurat untuk memperlihatkan bahwa penafsiran orang yahudi tradisonal itu keliru. Yesus hendak menyatakan bahwa apa yang diperbuatNya pada hari sabat justru sangat cocok dengan pemahaman yang benar terhadap taurat. Bagi Yesus taurat memberikan kesaksian tentang Dia.oleh karena itu bahkan kematiaanya itu pun adalah penggenapan yang benar dari Taurat, karena memenuhi kehendak Allah, dan bkan menjadi hukuman karena Ia telah melanggarnya. Hukum taurat telah diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Kisah Para Rasul
            Iman Kristen bergantung pada aktivitas Roh dan bukan ketaatan kepada hukum taurat. Petrus sendiri mengalami kesuliltan mengenai dasar-dasar pergaulan (Kis 10:28). Ia membutuhkan suatu penglohatan ilahi untuk membuatnya yakin bahwa apa yang haram baginya sebagai orang yahudi bukan haram sebagai orang Kristen. Keresahan mengenai orang-orang bukan yahudi yang menyatakan diri sebagai orang Kristen namun tidak melibatkan diri kepada ketaatan pada taurat lewat sunat. Orang-orang ini masih memahami tauraat secara yahudi ketimbang secara Kristen.
            Catatan KPR tentang sikap Paulus terhadap tuntutan hukum taurat penting karena ada praduga bahwa yang bertentangan  dengan sikap Paulus yang diperlihatkan dalam surat-suratnya.

Surat Ibrani
Dalam surat ibrani pada umumnya nomos  dipakaiuntuk hukum PL. dalam surat ibrani tidak ada perbedaan antara arti nomos dengan atau tanpa kata sandang. Surat ibrani memperlihatkan  bagaimana orang-orang Kristen dapat menafsirkan ulang taurat itu. Ungkapan menurut hukum taurat kata nomon: ibrani 8:4; 10;8  menyaksikan penghargaan kepada hukum taurat (bdk Ibrani 8:4; 10:8).

Surat Yakobus
            Adalah bermakna bahwa hukum taurat dirangkum dalam hukum kasih persis  seperti Yesus dan Paulus telah merangkumnya Yakobus 2:8.
            Yakobus memperlihatkan bahwa hukum itu masih memnghukum para pelanggar dan ini mencakup penghukuman terhadap sikap memandang muka (Yak 2:9). Dengan mengingat Yakobus 1:25 nampaknya hukum disini dipahami sebagai hukum kasih (hukuman yang sempurna dan yang utama)., walaupun dalam yakobus 2:11 mengutip dua perintah Musa.

2.                  Anugerah Allah
            Mendengar kata Anugerah Allah maka otomatis pasti berhubungan dengan pengampunan yang akan diberikan Allah kepada manusia. Sebelum lebih jauh menjelaskan tentang Anugerah Allah maka perlu untuk kita mengetahui arti dari kata Anugerah itu sendiri. Kata Anugerah dalam Terjemahan Baru adalah Kharis yang artinya Kasih Karunia sedangkan dalam Perjanjiaan Baru Anugerah diartikan sebagai Kemurahan hati Allah. Jadi bisa di defenisikan Anugerah adalah kemurahan Hati Allah yang diberikan kepada manusia bukan karena manusia pantas untuk mendapatkannya.
Kitab-kitab Injil sinoptik
·         Konsep Anugerah
            Didalam kitab-kitab injilpun banyak menjelaskan tentang Anugerah. Kata Anugerah didalam injil sinoptik adalah sebagai berikut didalam Lukas memakai istilah kharis yang artinya Kemurahan Hati Allah (Luk. 2:40,52), istilah kharis digunakan Yesus ketika memulai pelayanan-Nya, dan Yesus mengeluarkan perkataan yang membuat para pendengarnya terkesan (Luk. 4:22) “Kata-kata yang sangat Indah”. Istilah lain menegnai Khari situ adalah memberi sesuatu yang diminta (Luk. 7:21,42-43), sementara istilah kharis digunakan sebagai ungkapan terimah Kasih (Luk 6:32-34; 17:9). Sekalipun istilah kharis tidak banyak dipakai namun hal ini tidak penting karena wawasan anugerah dapat ditemukan juga dalam sejumlah petunjuk yang tidak sengaja.
1.                  Petujuk dari perumpamaan
            Anugerah dapat kita temukan melalui perumpamaan-perumpamaan, oleh karena perumpamaan banyak muncul diinjil matius maka kita akan mencoba melihat perumpamaan-perumpamaan didalam injil Matius. Pertama, Perumpamaan tentang penabur (Mat 13:1-9,18-23; Mark 4:3-9,14-20; luk 8:4-8,11-15) didalam ayat ada kata yang mengumpamakan mengenai Anugerah yaitu Benih, menabur benih artinya mengumumkan keselamatan yang disediakan Allah dalam Anugerahnya. Selain artinya itu benih yang dimaksudkan didalam Matius ini berbicara tentang Kerajaan (Mat 13:19), selain dari benih ada juga kata Tanah, tanah dapat digambarkan respon manusia terhadap anugerah Allah. Kedua perumpamaan tentang lalang dalam Matius 13:36-43, yang dimaksudkan dengan lalang ialah dunia bukan kerajaan. Ketiga perumpamaan tentang ragi dalam matius 13:33 memusatkan perhatiaan pada karya anugerah yang tidak terlihat namun pasti.
2.                  Petunjuk-petunjuk lain tentang anugerah
            Anugerah adalah pemberiaan Allah yang tak berdasarkan jasa manusia oleh karenaitu manusia yang menerima Anugerah Allah harus bertanggung jawab tentang Anugerah yang sudah diberikan Allah. Kita dapat melihat dalam Matius 7:7-12 dan Lukas 11:9-13, didalam ayat itu menjelaskan bagaimana seorang ayah yang dapat memberi kepada anak yang meminta dan anak yang mengetok apa lagi Bapa yang disurga dapat memberikannya kepada umatnya. Disini juga Yesus tidak membahas mengenai mereka yang menolak untuk memintanya dan Ia tidak membayangkan keadaan orang yang sudah menerimah anugerah akan kehilangannya karena gagal manusia. Ada beberapa contoh lain mengenai anugerah:
§     Matius 3:7-12, keharusan untuk menghasilkan buah ditekankan Yohanes pembabtis bersamaan dengan peringatan bahwa pohon yang tak menghasilkan buah akan ditebang dan dibuang delam api.
§     Lukas 17:5 berbicara mengenai Iman, iman sendiripun dianggap sebagai pemberiaan Allah kalau tidak tentu murid-murid takkan meminta agar iman mereka ditambahkan.
§     Markus 13:20,22,27 orang-orang pilihan itu diperkenalkan tanpa informasi yang jelas tentang mereka. Mengenai orang-orang pilihan ini didalam injil sinoptik ini memuat pengertiaan tentang presdestinasi, orang-orang mengambil bagiaan dalam perjamuaan kawin itu digambarkan sebagai orang pilihan, maka dari pihak Allah mereka harus digambarkan sebagai sudah ditentukan sejak semula untuk mengambil bagiaan dalam kerajaan.Yang dikatakan hanyalah bahwa orang-orang pilihan itu telah menemukan Anugerah Allah dan diandaikan lebih dinyatakan bahwa mereka akan terus berbuat demikiaan.
Tulisan-tulisan Yohanes
  • Karya Allah yang penuh Anugerah
            Didalam tulisan yohanes ini mengungkapkan bahwa untuk mendapat Anugerah seseorang harus percaya kepada Yesus dan menjadi warga keluarga Allah. Ada sebuah pernyataan  dari Yohanes mengatakan bahwa dari kepenuhanNya kita semua telah menerima Anugerah demi anugerah.

  • Pilihan Allah yang penuh anugerah
            Didalam injil Yohanes ini memuat banyak petunjuk bahwa keselamatan itu tidak diberika kepada manusia artinya bahwa manusia tidak diijinkan Allah untuk memilih keselamatan ( Yoh 6:37, 44, 65), didalam ayat itu ada kata “datang” yang dimaksud datang disini adalah datang dengan iman tidak mungkin terjadi tanpa karya sebelumnya dari pihak Allah, Ia mengerakan kuasa menarik mereka yang datang.
  • Konsep yang serupa dalam surat-surat yohanes
            Gagasan mengenai Anugerah merupakan dasar dari 1 Yohanes.disitu ditegaskan bahwa Allah telah menyediaakan pengampunan bagi mereka yang berbuat dosa asalkan mereka mengaku dosanya (1 Yoh 1:6-10). Orang percaya tidak diharapkan hidup menurut kekuatannya sendiri. Ia dilahir dari Allah (1 Yoh 3:9; 4:17) dan ditolong oleh Roh Allah (1 Yoh 3:24). Meskipun ia diharapkan tidak berbuat dosa (1 Yoh 3:6; 5:18) ia hanya mencapai hal ini karena benih ilahi ada didalam dia (1 Yoh 3:9). Dengan cara yang teramat jelas Yohanes menekankan bahwa Allahlah dalam anugerahnya yang membuat orang mampu untuk hidup dengan hidup baru.
Kisah Para Rasul
            Konsep anugerah lebih banyak terdapat dalam Kisah Para Rasul daripada dalam kitab-kitab injil. Didalam Kis 4:33, 11:23, disini terlihat bahwa Anugerah itu sebagai hadiah istimewa yang dapat dikenali dalam diri mereka memilikinya. Jadi anugerah didalam kisah para rasul berarti lebih daripada perkenanan Allah terhadap orang-orang berdosa: istilah ini mencakup keadaan dari orang yang telah menerima Anugerah. Dalam siding di Yerusalem, petrus menyimpulkan pernyataanya dengan berkata “kita percaya bahwa Anugerah Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga (Kis 14:11). Ini berarti bahwa keselamatan diberikan karena perkenanan Yesus Kristus atau bahwa keselamatan dijamin karena pekerjaan Yesus Kristus dan disadari sebagai pemberiaan anugerah secara objektif kepada orang Yahudi maupun bukan orang Yahudi.
            Kisah 13:48, dimana Lukas berkata bahwa orang-orang Yahudi mendengar Firman Allah, “semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”. Ini menyiratkan bahwa ketentuaan itu mendahului karya percaya mereka; ini perdestinasi. Ini juga menjadi banyak perdebatan tetapi disini Lukas agaknya menyarankan bahwa semua orang yang yang percaya disana adalah orang-orang yang sudah ditentuakn bagi hidup yang kekal, Lukas tidak tertarik kepada pertentangan antara pilihan ilahi dan kebebasan manusia untuk memilih yang menjadi perhatiaanya ialah hidup kekal tidak hanya diterima karena iman melainkan pada hakikatnya karena Allah merencankannya.
            Dua nats lain menegaskan keyakinan Lukas yang kuat bahwa Allah memulai keselamatan. Dalam kisah 16:14 ia berkata Allah membuka hati lidia untuk memperhatikan apa yang Paulus katakana. Selain itu kita dapat melihat didalam kis 18:27 mengatakan bahwa hanya oleh anugerah Allah ia menjadi orang yang sangat berguna bagi orang-orang percaya. Dalam kedua kejadiaan ini karya Anugerah mendahului iman.
Surat Ibrani
·         Tinjauan Umum
            Pernyataan dalam Ibrani 2:9 tentang Yesus yang “oleh anugerah Allah mengalami maut bagi semua manusia”, menunjukan bahwa keselamatan berasal dari Allah. penyelamatan ini telah terwujud tanpa campur tangan manusia, namun manusia bukan hanya perlu mengambilnya bagi dirinya melainkan juga harus berpegang teguh kepadanya Ibrani 3:6, 10, 23.
·         Nats-nats Peringatan
            Nats-nats ini yang memaparkan akibat-akibat yang serius bila seseorang gagal mengambil pesan bagi dirinya, terselang-seling disepanjang surat ini. dalam Ibrani 2:1-4 disebutkan tentang bahaya dibawa arus menyimpang dari apa yang sudah didengar. terbawa arus disini dimaksudkan bahwa penulis tidak berbicara tentang penolakan yang disengaja, melainkan tentang keterpelesetan yang nyaris tak tertolong kendati demikiaan tanggung jawab terletak pada orang Kristen seperti jelas dari pernyataan bagaimanakah kita akan luput jikalau kita menyianyiakan keselamatan yang besar itu Ibr.2:3.
            Nats Kedua ialah Ibr 3:7, didalam ayat ini mau menjelaskan untuk tidak murtad dengan Tuhan oleh karena perlu menjaga hati agar tidak menjadi jahat. jadi jelas bahwa murtad setara dengan hati yang dikeraskan sehingga kebal terhadap pengaruh Roh Kudus. Nats ketiga Ibrani 6:4-8. intinya adalah kemustahilan untuk memulihkan lagi hingga bertobat mereka yang sesudah diterangi, “menyediaakan bagi Anak Allah bagi dirinya mereka dan menghinaNya dimuka umum,” Ibrani 6:6. nampaknya satu-satunya kesimpulan yang adil tentang nats ini adalah bahwa soal murtadan dipertimbangkan dengan sungguh-sungguhnya tetapi tidak dituturkan contoh kemurtadan yang khas.
            Nats peringatan yang keempat, yang sangat mirip dengan nats ketiga adalah Ibrani 10:26-31 karena nats ini segera terdapat setelah kesimpulan dari bagiaan pengajaran surat yang menekankan keyakinan Kristen maka harus dipertimbangkan dengan mengingat latar belakang ini. Nats peringatan yang terakhir ialah ibrani 12:12 nats ini berbicar mengenai membiarkan Anugerah terlihat dalam kehidupan moral karena akar yang pahit yang disebut disini dijelaskan dari itu sebagai mempunyai nafsu yang darah rendah.

Bagian-bagian lain dari Perjanjiaan Baru
Surat Yakobus
            Kendati surat Yakobus pada hakikatnya adalah surat yang berenaan dengan soal-soal praktis namun nasihat-nasihatnya bukan tanpa dasat teologisnya, apa yang dikatakannya tentang anugerahnya memang lebih sederhana dibandingkan dengan surat-surat paulus tetapi anugerah itu menurut yakobus juga sangat diperlukan.

Surat I Petrus
            Dari kata-kta pembukaan 1 Petrus jelas bahwa orang-orang percaya dianggap sebagai orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah,Bapa kita (1 Ptr 1:2) Anugerah Allah yang memilih juga terlihat dalam 1 petrus 2:9-10, dimana orang Kristen disebut bangsa yang dipilih umat kepunyaanmu Allah sendiri. Petrus sadar bahwa Allah suka memilih umatnya yang tak bernilai dan berharganya sebagaimana mahalnya Kristus bagi mereka.

Surat II Petrus
            Dalam II Petrus segera Nampak bahwa titikberat yang sama terletak pada prakarsa ilahi seperti dalam I Petrus, pertanyaan timbul dari II Petrus 2:18 apakahorang-orang yang terikat oleh guru-guru palsu adalah orang-orang percaya yang tergelincir. Ungkapan dalam II Petrus nampaknya menyarankan bahwa mereka telah pernah menjadi orang percaya dan dalam ayat 21 Petrusberkata bahwa lebih baik lagi mereka jika tidak pernah mengenal jalan kebenaran dari pada berbalik dari perintah yang kudus.

Surat Yudas
            Dalam surat Yudas yang sangat singkat hamper sama dengan II Petrus hal kutukan terhadap guru-guru palsu dialamatkan kepada mereka yang terpanggil yang dikasihi Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus. Dalam surat ini terdapatkeseimbangunan karya Allah dan Karya manusia. orang-orang Kristen harus memilihara diri mereka dalam kasih Allah (Yud 21), tetapi dijamind bahwa Allah berkuasa menjaga mereka supaya jangan tersandung (Yud 24).

Kitab Wahyu
            Kitab Wahyu dialamatkan khusus kepada orang-orang Kristen yang sedang dicobai dan dimaksudkan membesarkan hati mereka agar bertekun. kitab wahyu ini dirancang untuk mendorong orang Kristen dalam hal bertahan dengan tekun (Wahyu 1:9; 2:2,3,19; 3:10;13:10; 14:12)orang-orang Kristen akan diyakinkan bahwa mereka akan dilindungi Allah.

Paulus
  1. Uraian Paulus tentang Anugerah dan Taurat
            Tidak ada sangkalan bahwa anugerah Allah merupakan ciri utama Teologi Paulus. Ini jelas sekali dalam ajaranya tentang keselamatan dalam surat roma, ia menegaskan bahwa orang-orang berdosa oleh anugerah telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma (Roma 3:24) kendati manusia harus mengambil pembenaran ini bagi dirinya sendiri melalui iman. Dengan demikiaan Paulus dapat menyimpulkan keselmatan sebagai karena anugerah oleh iman (ef 2:8). keyakinan yang kuat tentang karya anugerah Allah ini tidak terbatas pada surat Roma saja. dalam I Korintus 1:4 anugerah Allah yang dianugerahkan dalam Kristus dikatakan membuat jemaat itu kaya dalam perkataan dan pengetahuaan. paulus sangat sadar bahwa pengalamannya sendiri adalah berkat anugerah Allah (1 kor 15:10) yang masih bertindak dalam pekerjaannya, bahkan ia mempertentangkan anugerah Allah dengan hikmat dunia ( 2 Kor 1:12) sebagai dasar perilakunya.

  1. Tidak ada kebenaran melalui Taurat ‘’Kemegahan’’ dan ‘’Skandalon’’
Orang Yahudi selalu berpegang kepada Taurat dan selalu dipegang teguh sebab Taurat adalah sarana untuk bisa dibenarkan oleh perbuatan, dan senjata untuk melawan kuasa dosa, hal inilah yang menyebabkan perbedaan pandangan Paulus bahkan Paulus menegur keras (Rm 12:1-3, 20) memiliki hukum atau sunat tidak ada gunanya. Jika dengan menjalankan segala peraturan yang ditetapkan Taurat menunjukkan artio orang Yahudi, Paulus melakukan pertobatan kepala Allah dan penyunatan hati m,enurut Roh lawan dari Taurat (Rm 2:4, 29). Paulus bukan berarti menentang Turat dan perjanjian Lama namun, keyakinan Paulus bahwa taurat tidak menjadi sara kehidupan melainkan Kristus (Filipi 3:4). Paulus melihat bahwa Israel menyita Taurat, bersandar padanya dan bukan pada Allah, dan dengan jasa yang dikhayalkan, mereka meletakkan Allah di bawah kewajiban kepada Taurat (Rm 9:11, 30:10:3; 10:16-21) inilah yang membuat orang Israel dapat dicela. 
Yang membuat salah adalah ketika segala Taurat tidak dilakukan berdasarkan iman kepada Allah melainkan perbuatan maka hal ini tidak akan menyampaikan mereka pada Taurat. Paulus sangat menentang kemegahan yang dimiliki bangsa Israel memang mereka adalah umat pilihan Allah yang memperoleh pembenaran, namun ketika kemegahan itu dilaksanakan yaitu taurat maka bukan Tuhan yang dipuji melainkan perbuatan manusia dan mendirikan diri mereka sendiri ( Ef 2:9 Fil 3:3, Rm 10:3) dan tidak bersandar kepada anugrah Allah. Kemegahan ini bukan hanya dilakukan orang Yahudi namun juga orang Yunani yang memegahkan hikmat merek (1 Kor 1:19-31) dan orang Kristen juga harus diperingatkan dalam hal natural manusia.
Kemegahan manusia bukan bersandarkan dnegan apa yang ia perbuat melainkan apa yang Allah perbuat yaitu bermegah dihapan Tuhan dan bermegah dalam salib Tuhan Yesus (Gal 6:14; 1 Kor 1;31)
Skandalon ‘’batu sandungan’’ yang menunjukkan kesia-siaan usaha manusia yang mau berdiri di hadapan Allah berdasarkan kebenaran sendiri. Ketika orang Yahudi tersandung karena mereka tidak mau membuang kebenaran mereka dan percaya kepada Yesus sebab kebenaran hukum Taurat tidak memadai inilah yang membuat mereka tidak sampai kepada Allah (Rm 11:7).
  1. Hukum Taurat tidak berdaya karena daging. Perbudakan Hukum Taurat
Dalam Teologi Paulus kita dapat menemukan bahwa Hukum Taurta tidak hanya tidak dapat membenarkan manusia di hadapan Allah, namun juga Hukum Taurat tidak dapat mengalahkan kuasa dosa dan menaklukkan daging sehingga dosa tetap berkuasa dalam tubuh fana (Rm 6:12).
Hukum Taurat itu merangsang seseorang untuk melakukan dosa, bukan berarti Hukum Taurat itu dosa, melainkan ketidaksanggupan manusia dalam melaksanakan Tuaratlah yang mneyebabkan dosa memanfaat Taurat untuk memperbudak manusia di dalam dosa. Hukum Taurta itu suci dan kudus sebab datangnya dari Allah tetapi manusia yang berdosa dan yang tidak melangksanakannya mengakibat ia terpenjara dalam dosa. Dosa memanipulasi pola pikir manusia, tipu daya dosa mendesak manusia untuk membersihkan, membenarkan diri, dan berpikir bahwa ia terlalu baik bagi anugrah Allah, tetapi itu semua hanya khayalan yang membuat mereka terus menerus melakukan dosa.
Taurat bukan tandingan dosa, Taurat menjadi sarana untuk membawa mereka yang telah ditundukkan oleh dosa ke dalam gengaman dosa seperti seorang tahanan, daan Tauratlah yang menjadi penjara dan sipirnya. Taurat menjadi penuntun untuk kedatangan Kristus, sekarang kristus telah datang dan menebus, membebaskan manusia dari belenggu dosa. Maka manusia tidak perlu lagi hidup dalam Taurat (Rm 7:14; 8:2; Gal 4:5).
  1. Taurat Sebagai Pendisiplinan Menuju Kristus.
Setelah kita telah mendapatkan pengertian dan penjelasan tentang taurta, pasti kita berpikir untuk apa taurat diberikan? Dan apakah taurat masih bergua sampai sekarang? Kita dapat mengerti bahwa taurat diberikan untuk menghalangi manusia mencapai keselamatan dan membenarkan melalui perbuatannya. Dalam Galatia kita dapat melihat bahwa Abraham memperoleh janji berdasarkan iman percaya kepada Allah bukan berdasarkan Taurta. Namun bangsa Israel lebuh dominan kepada taurat dari pada Iman yang telah di laksanakan Abraham.  Taurat tidak dapat mengimbangi janji yang telah Allah berikan kepada Abraham. Peranyaannya mengapa taurat ditambahkan? Taurat ditambahkan karena ‘’pelangaran-pelanggaran’’ maksudnya bukan hanya membuat dosa terbukti tetapi juga menghasilkan dosa dan menambah jumlahnya.
            Melalui ini kita dapat melihat bahwa taurat memiliki fungsi negative dan positif satu menimbulkan dosa dan mematikan dan dalam sisi positif sekalipun taurat mematikan namun ia tidak berada di luar kendali Tuhan. Dalam fungsinya taurat tunduk kepada maksud keselamatan Allah bahkan taurat di pakai oleh Allah sendiri. Yaitu Tuhan menolong manusia dengan menyatakan kebenarannya melalui Kristus (Rm 11:32 ; Gal 3:22-24).
            Jadi fungsi taurat yang mematikan dan memperbudak ini memiliki arti penting positif dalam pengaturan keselamatan ilahi karena dnegan cara ini Allah membuka jalan bagi janji, iman dan Kristus. Dalam pengertian ini, Taurat adalah pendisiplinan yang menunjuk kepada Kristus.
  1. Paulus, Yudaisme, dan Perjanjian Lama
Dalam perjalanan orang Israel Taurat menjadi penuntun bagi mereka dan membuat mereka menjadi memiiki hak special. Namun apakah pandangan Paulus ini bertentang dengan pandangan musa (Ul 9:4; 30:2)?.
·         Bagi Paulus kedatang Kristus melengkapi Taurat, sebab seluruh kitab Taurat dan para Nabi. Sebab kita dapat melihat bahwa Abraham dienarkan karena iman bukan taurat, jadi jantung dan isi Kitab suci bukanah pembenaran oleh taurat, tetapi pembenaran oleh iman, dan hal ini juga dinyatakan oleh otoritas taurat itu sendiri.
·         Yang dibatalkan Kristus bukan Taurat dalam pengertian luas, tetapi taurat dengan segala perintah dan ketentuannya (Ef 2:15). Orang Israel salah mengartikan taurat, mereka mengejar kebenaran melalui perbuatan (Rm 9:32) dan menegakkan kebenaran mereka snediri.
·         Dalam Yudaisme taurat mejadi jalan untuk pembenaran, dengan melakukan dengan perbuatan bukan iman. Tetapi kristus telah melengkapi taurat dan setiap orang percaya telah matu bagi taurat di dalam Kristus dan melalui tubuhnya. Ini dapat kita mengerti bahwa setiap orang yang percaya kepada Kristus tidak hidup bagi Taurat melainkan Kristus dan setiap orang yang percaya menjadi Milik Allah dan hidup untuk Dia (Rm 10:4; Ef 2:15; Gal 2:18).
·         Paulus tidak pernah bertentang dengan Musa. Ketika Musa berkata bahwa orang yang melakukannya akan hidup karenanya (Gal 3:12), maksudnya adalah hidup dalam taurat harus melakukan tuntutan taurat, namun apakah ada yang bisa. Tidak ada!
·         Paulus tidak pernah berat sebelah, dalam hal ini Paulus mengakui hak istimewa bangsa Israel namun ketika itu menjadi kemegahan untuk memperoleh kebenaran dari Allah berdsarkan perbuatan. Dengan ini ia menjelaskan bahwa Taurat mematikan bagi bangsa Israel, dan dalam keseluruhan pengaturan Allah akan umat-Nya Taurat menggenapi fungsi meningkatkan dosa dan pendisiplinan yang mengarha kepada Kristus.  Paulus sampai kepada kebenaran Allah oleh Iman, di luar ketaatan kepada Taurat (Rm 1:17, 3:21)

3.                  Perbedaan Taurat dan Anugrah
HUKUM TAURAT
ANUGERAH Allah
Taurat membawa pengenalan akan dosa ( Roma 3:20; 4:15;)
Memisahkan dari dosa (Roma 7:7)
Taurat merangsang dosa( Roma 6:11-14)
Melepaskan manusia dari dosa (Rm 3:24)
Taurat menjatuhkan kutuk (Galatia 3:13)
Memberikan berkat (Galatia 3:14)
Taurat itu mematikan (Galatia 3:21-23)
Kristus sumber kehidupan/ kegenapan Hukum Taurat (Roma 10:4)

BAB III
Kesimpulan
            Dalam teologi yang dipaparkan Paulus kita dapat melihat bahwa taurat memiliki peran dalam proses kedatangan Anugrah Allah. Di dalam pengajaran Paulus Taurat merupakan penuntun untuk kedatangan Anugrah Allah (Rm 7:14; 8:2; Gal 4:5). Dimana Allah menggunakan taurat untuk menunjukkan karya keselamatan yang ia perbuat bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

            Hukum Taurat telah digenapi oleh Kristus maka setiap orang yang percaya kepada Kristus tidak berada lagi di hukum taurat,  yang mengurung dan memenjarakan manusia dalam dosa melainkan telah dibebaskan dari dosa. Anugrah Allah adalah karya Allah yang diberikan bagi semua orang, dan anugrah Allah dapat diterima melalui iman percaya kepada Kristus.

0 Response to "Hukum Taurat dan Anugerah // pandangan Paulus dan Kitab-kitab PB"

Posting Komentar