EKSPOSISI MAZMUR 73 // RENUNGAN KRISTEN



Tafsiran Mazmur 73, Jangan cemburu, Kemuliaan, Kitab Mazmur

OBSERVASI


Mazmur 73:1-12

            Sesungguhnya Allah itu baik, bagi mereka yang tulus hatinya dan bagi mereka yang bersih hatinya, tetapi aku sedikit lagi maka terpeleset nyaris aku tergelincir, sebab kecemburuanku terhadap orang-orang fasik para pembual-pembual, karena mereka tidak mengalami kesusahan dan mereka tidak kena tulah. Sebab karena itu mereka congkak dan menentang Allah, mereka menyindir dan mengatai dengan jahatnya, tentang kekejaman dan kejahatan itu yang mereka bicarakan mereka membuka mulutnya dan menentang Allah. Orang-orang melihat mereka penuh dengan kelimpahan, siapakah yang tidak iri akan hal ini? Itulah orang fasik.

Mazmur 73:13-20

            Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih dan membasuh tangan tanda tak bersalah, namun sepanjang hari aku kena tulah dan aku kena hukum. Seandainya aku berkata kecemburuanku terhadapp orang-orang fasik aku telah berhianat terhadap angkatan anak-anak Allah. Tetapi rasa ingin tahuku tentang kelimpahan orang fasik itu menjadi kesulitan bagi mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat Kudus Allah dan memperhatikan kesudahan mereka. Sesungguhnya kelimpahan orang fasik hanya bersifat sementara. Tuhan menjatuhkan mereka sehingga hancur betapa binasanya mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karna kedahsyatan dan rupa mereka dipandang hina oleh Tuhan, tidak ada pengharapan didalam kehidupan orang fasik.

Mazmur 73:20-28

Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti seperti hewan aku di dekat-Mu, tetapi aku tetap di dekat-Mu engkau memegang tanganku dengan nasihatmu Engkau menuntun aku dan kemudian engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. Siapa yang akan mengangkat aku selain Engkau? Sekalipun aku mati aku tetap milik Allah, sebab siapa yang jauh dari Allah akan binasa, Kau binasakan semua yang berzinah dari pada engaku , tetapi aku, aku suka dekat Allah aku menaruh harapanku di hadapan Allah supaya aku dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya. Tuhan menjadi sumber pengharapan dan kemenangan.

Kesimpulan

            Mazmur Asaf menceritakan bagaimana pengalamannya terhadap kehidupan yang membandingkan dirinya dengan orang fasik yang memeiliki kehidupan yang lebih baik dari orang benar. Namun Ia mulai sadar akan pengertian yang ia buat, ia menyadari bahwa kelimpahan orang fasik hanya sementara, dan Allah akan menjatuhkan mereka dan membuat mereka binasa. Kemenangan yang dari pada Allah akan selalu menyertai orang-orang benar.
  

 INTERPRESTASI
Pendahuluan

Kitab Mazmur 73 adalah mazmur Asaf yang ditulis berdasarkan pengalaman rohani yang diperolehnya. Dibagian Awal Asaf menceritakan tentang kebaikan Tuhan, namun di ayat 1-12 ia menunjukkan kecemburuannya terhadap kemewahan orang Fasik dan menunjukkan sifat-sifat orang Fasik (ayat 8-11). Dan ia di ayat selanjutnya (13-14) ia membandingkan kemewahan orang fasik terhadap dirinya, namun di ayat 15 asaf mulai memikir ulang perkataannya bahwa kalau ia mengatakan itu ia berhianat, Ia mulai mencari cara untuk mengetahuinya namun ia kesulitan, maka ia masuk ke dalam tempat kudus Allah disitulah ia mengalamai pengalaman Rohani dan Allah menunjukkan kesudahan orang-orang fasik. Asaf menyadari bahwa Allah menyertai dia dan memberikan kemenangan dan kemuliaan bagi orang yang setia, dan ia menyadari bahwa pertolongan hanya datang dari pada Allah (Ayat 21-28).

Penjelasan

Ayat 1-12
Asaf merupakan seorang Lewi keturnan Gersom (1 Taw 6:39), ditunjuk oleh kepala orang lewi sebagai penyanyi utama dan memakai ceracap, ketika tabut di bawa ke Yerusalem (1 Tawarikh 5:17,19). Daud mengangkatnya sebagai kepala paduan suara kebaktian (1 Tawarikh 16:4,5).[1]

            Permulaan ayat yang mengejutkan yang diberikan oleh Asaf ‘’ Tentu saja Allah itu baik bagi Israel, bagi orang yang bersih hatinya’’ אַ֤ךְ ט֭וֹב לְיִשְׂרָאֵ֥ל אֱלֹהִ֗ים לְבָרֵ֥י לֵבָֽב. Kata sesungguhnya disini dipakai kata ‘ak’אַ֤ךְ yang dapat diartikan ‘’surely’’ yang artinya tentu saja, yang juga dipakai dalam ayat 12 dan 18. Ayat 1 ini merupakan kesimpulan[2] menyakinkan yang berasal dari imannya yang teguh[3]berdasarkan pengalaman yang diperolehnya. Kata ‘’hati yang bersih’’ memiliki arti taat dan setia kepada Allah[4].Hati bukan hanya sebagai pusat emosi tetapi juga sebagai pusat pikiran dan keinginan.

Ayat 2-12 Asaf mulai ragu-ragu dengan keyakinan yang ia peroleh akibat cemburu terhadap orang fasik, ia melihat orang fasik penuh dengan kemujuran. orang fasik tidak memiliki masalah, orang fasik gemuk dan sehat, akibatnya orang-orang fasik congkak dan orang-orang mulai berbalik kepada mereka dan mendapatkan mereka seperti air yang melimpah-limpah dan menentang Allah, Asaf mengambil kesimpulan bahwa itulah kehidupan orang-orang fasik dan mereka bahagia selama-lamanya.
Kata tergelincir atau terpeleset memiliki arti terjatuh, Murtad[5](Ayat 15), meninggalkan keyakinannya[6] (ayat 2), akibat kemujuran (shalom yang berarti sehat,lengkap,penuh,kaya, makmur,bahagia, damai) yang ia temukan di kehidupan orang fasik, bahkan asaf melihat bahwa orang-orang fasik tidak kena tulahיְנֻגָּֽעוּ  yang artinya (tidak ke pukulan, ganjaran atau teguran akibat perbuatannya)yang membuat mereka gemuk dan akibat kegemukan, ‘’kejahatan mereka semakin terlihat jelas dan di hati mereka hanya terdapat pikiran dan rencana yang jahat (Ayat7).Asaf cemburu akan kehidupan orang-orang fasik dan tidak mengerti tentang Allah, dan Asaf melihat hal-hal jasmani yang dimiliki oleh orang-orang fasik.

Kata membuka mulut melawan ‘’langit’’ langit merupakan tempat Allah bertahta[7], orang-orang fasik menentang Allah dan Orang fasik meremehkan kekuasaan Allah di bumi, mereka tidak takut akan hukuman Allah.‘’Lidah mereka membual dibumi’’semena-mena menjelakakan semua orang yang merintangi jalan mereka, mereka memegahkan diri dan bersukaria dalam berbantah dengan manusia. Bahkan akibat dari kemujuran orang fasik orang-orang berbalik (mengarahkan pandangannya, mulai mempercayai mereka) dan mendapatkan mereka seperti air yang melimpah-limpah (tidak ada kekurangan) (Ayat 10)

Orang-orang Fasik bahkan menentang Allah  dan menganggap bahwa tidak ada pengetahuan akan Allah tentang apa yang mereka perbuat baik penindasan, mengatai dengan jahatnya, congkak, dan segala yang telah mereka perbuat Allah tidak mengetahui itu (Ayat 11-12). ini merupakan sifat orang congkak dan sombong (Mazmur 53:2).

Ayat 13-20

Kalau orang fasik dengan hidup tidak bermoral namun diberkati secara jasmani mengapa aku harus hidup saleh dan menjadi orang percaya malah hidupku menderita? Saf melihat hal ini dan membuat ia tawar hati dan mengasihani diri sendiri.Asaf mulai membandingkan dirinya terhadap orang-orang fasik, ia memandang bahwa sia-sia menjaga hati yang bersih (Setia dan dan taat kepada Allah), Allah yang maha tinggi mengapa orang yang setia tidak hidup seperti orang-orang fasik yang membuat ia ingin murtad dan memilih kehidupan orang fasik yang membuat ia menyangkal perkataannya di ayat 1, bahkan ia melakukan upacara (Ulangan 21:6-7)  yang menandakan bahwa ia tidak bersalah/berdosa ‘’membasuh tangan) bahkan ia kena tulahנָ֭גוּעַ  kata tulah sama dengan yang dipaparkan di ayat 5 yang ‘’berbicara tentang teguran atau ajaran’’. Yang berarti setiap hari ia kena tegur Asaf. 

Sepertinya ingin mengatakan bahwa sia-sia dalam mengikuti Tuhan namun sebelum mengambil keputusan itu  ia teringat akan angkatan-angkatan anak Tuhan/ (Ulangan 14:1, Kel 4:22, karna jika ia mengatakannya maka ia berhianat (Durhaka, Murtad) (Ayat 15). Asaf mencoba untuk mencari tahu mengapa orang-orang fasik makmur dan orang yang setia kepada Allah hidup menderita, itu sulit baginya. (ayat 16) sehingga ia pergi ke dalam tempat kudus Allah, ‘’bait Suci’’(tempat para Imam masuk dan berdoa serta bernyayi dan memuji Allah). Ketika ia masuk Ke Tempat Kudus Allah Ia memperhatikan kesudahan‘’aharit’’ orang-orang fasik y, dan ia sadar bahwa kemakmuran dan kelimpahan yang miliki oleh orang-orang fasik hanya sementara dan mereka akan dibinasakan Allah.

Tuhan menunjukkan kepada Asaf bahwa kebinasaan yang akan diderita oleh orang-orang fasik ‘’bahwa orang-orang fasik ditaruh ditempat-tempat licin’’ tempat yang tidak bisa di pijak lama-lama, sehingga walaupun mereka memanjat lebih tinggi dan mencoba berdiri lebih tinggi itu tidak akan bertahan lama[8]

Kehancuran tidak bisa lepas dari kehidupan orang fasik sebab Allah adalah Allah yang adil yang menghukum orang-orang yang congkak dan orang-orang yang menentang Allah. seperti kebinasaan orang-orang fasik sudah terjadi dan Asaf melihat itu, sehingga ia berkata dengan Kebinasaan mereka sangat sekejap, habis oleh karna kedahsyatan yang dilakukan oleh Allah untuk orang-orang Fasik (ayat 19). Orang Fasik hidup hanya menikmati kemujuran yang sesaat yang mereka miliki, ‘’seperti mimpi pada waktu terbangun Ya Tuhan, pada waktu terjaga rupa mereka kau pandang hina’’ seperti orang mimpi dalam kekayaan dan ia terjaga dan kekayaan itu tidak ada, seperti itulah kemujuran orang fasik yang hanya begitu cepat binasanya yang membuat mereka mendapatkan kebinaasaan yang kekal, dan ketika mereka binasa Tuhan tidak memandang mereka bahkan hina di hadapan Tuhan (Ayat 20).

Ayat 21-28

Ketika Asaf sudah mulai mengerti jalan pikiran Tuhan pola pikirnya terubah, ia mulai menata ulang kembali keyakinannya terhadap Tuhan yang mau pudar itu, ia menemukan keseimbangan Rohani. Dengan rasa malu ia pun mengakui kebodohannya dihadapan Tuhan , ketika kesetiaannya dan ketaatannya kepada Allah mulai pudar dan mengatakan menjaga hati yang Tulus adalah ke sia-siaan ‘’ketika hatiku merasa pahit’’ dan ‘’buah pinggangku menusuk-nusuk’’ seperti ada batu dalam ginjalnya/keresahan atau pergumulan yang dihadapi. (Ayat 21)

Bersikap seperti itu adalah suatu kebodohan ‘’Aku dungu dan tidak mengerti’’ dimana ia mengatakan bahwa kesia-siaan mengikuti Tuhan dan memiliki niat untuk murtad terhadap keyakinannya kepada Allah. ‘’Seperti hewan ( Behemoth; Hewan Besar) aku didekatmu’’ Hewan hanya memperhatikan apa yang ada didepannya saat itu saja, dan tidak menghiraukan apa yang akan terjadi nanti[9]. Pergumulan yang membuat ia melihat bahwa kemujuran orang fasik, kehidupan yang melimpah bagi orang fasik yang tidak ia mengerti bahwa hal itu hanya sementara (Ayat 22).

Namun walaupun Ia dalam kedunguan ia tetap ‘’dekat pada Allah’’ meskipun ia mulai pudar keyakinan terhadap Allah, ia hanya masih berharap kepada Allah, sekalipun ia dalam kebimbangan dan kebodohan Tuhan mesih memegang ia dan tak membiarkannya jatuh terlalu jauh lagi ‘’Engkau memagang tangan kananku’’[10] (Ayat 23)

Tuhan selalu membimbing dan menasehatinya (24a) dan mengangkat hambanya yang setia dalam kemuliaan yaitu tidak sama dengan orang-orang farisi yang mengagungkan kekayaan sementara yang dimilikinya‘’Hidup bersama Allah’’ (Mazmur 49:16-19)[11].

Ayat 25 menjelaskan tentang Kemuliaan yang diberikan Allah kepada Asaf yang membuat Ia bertanya ‘’Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau’’ Asaf menunjukkan bahwa Allah yang memiliki sorga itu dan Allah berdiam di sorga dan Allah berhak memberikan tempat/kemulian kepada  siapapun yang Ia kehendaki. ‘’Selain Engkau tidak ada yang kuingini dibumi’’ ini seperti perkataan yang berubah dari Asaf setelah ia hampir murtad karena melihat kelimpahan orang-orang fasik, Asaf sadar bahwa kekayaan dan kelimpahan itu datangnya dari pada Allah, Allahlah yang memberi kelimpahan dan sumber kemujuran.

‘’Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (ayat 26)’’ Asaf kembali kepada keyakinanya yang di ayat pertama bahwa Allah itu baik bagi Israel dan bagi orang yang tulus hatinya. Asaf mengetahui bahwa sekalipun ia mati dan menderita ia tetap kokoh dan tidak mau dungu lagi akan godaan yang terlihat sementara bahwa Tuhan adalah Allah yang adil dan setia, Tuhan adalah Allah yang menyertai orang-orang yang setia dan tulus hatinya (Ayat 23).

‘’Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa’’ pengalama Rohani yang dialami asaf membuat ia mengetahui bahwa Allahlah sumber dari segalanya, Ia telah melihat kehancuran dan kebinasaan orang-orang yang  jauh, congkak, sombong, menentang Allah (27a). ‘’Kau Binasakan orang-orang yang berzinah dengan meninggalkan Engkau’’ berzinah adalah yang menduakan Allah tidak mengutamakan Allah ia memilih hal yang lain dari pada Allah, Asaf mendapatkan ini dan menjadi peringatan buat dia sendiri yang hampir berzinah dengan iri terhadap orang-orang fasik, namun ini menjadi peringatan bagi semua orang yang menduakan Allah dan lebih memilih hal sementara dari pada kekekalan.

Walaupun pada dasarnya Asaf mulai bimbang namun ia tetap dekat pada Allah , dengan ia tidak mampu untuk mengetahui tentang kemujuran orang fasik (ayat 16) yang menyebabkan ia datang kepada Allah untuk mendapatkan perlindungan/jawaban dari pergumulannya sehingga melalui perlindungan yang diberikan Allah Asaf  dapat menceritakan segala sesuatu yang pekerjaan yang di kerjakan Allah bagi umat Manusia

Kesimpulan

Asaf memang bimbang dan ragu-ragu ketika melihat kemujuran orang fasik ia membandingkan orang-orang fasik dengan kehidupan orang-orang benar dimana orang fasik sepertinya memilikikehidupan yang baik,sehat dan kaya raya semua mereka dapat miliki,namun orang yang benar dan hidup setia malah mendapatkan kebalikkan dari itu semua. 

Namun dalam pergumulannya ia masih ingat kepada Allah ia mengetahui bahwa ia tidak mampu untuk mengetahui itu sehingga ia pergi ke Tempay kudus Allah dan mendapatkan jawaban yang membuat ia sadar dan semakin yakin dengan Allah,nahwa kemujuran orang fasikhanyalah sementara, mereka akan jatuh dan binasa bahkan mereka di anggap hina oleh Allah.Bagi orang-orang yang setia Allah memberikan kemuliaan’’bersama-sama Allah’’. Asaf menyesal dan mulai kembali dekat kepada Allah dan melihat segala sesuatunya bahwa Allah adalah sumber dari segalanya.

Aplikasi

Kita tidak bisa pungkiri bahwa kita selalu iri/cemburu terhadap orang  lain, terhadap apa yang dimiliki orang lain dan kita selalu mengingini apa yang dimilikinya. Kita bahkan sempat berandai-andai menjadi dia. Mulai dari sekarang stop!! Apa yang dimilikinya adalah barang fana yang tidak kekal jangan sampai kita menduakan Tuhan. Syukuri apa yang diberikan Tuhan pada kita, dan taruh segala pengharapan kita  kepada Tuhan karna Tuhan tahu yang terbaik dalam hidup kita sebab Ia akan memberika kemuliaan yaitu bersama-sama dengan Allah di sorga.
Demikian bahan khotbah kita siang ini. Jangan lupa baca juga  Kitab Daniel. GodBless


[1] Kamus Alkitab Online
[2] Charles dan Everett, The Wycliffe Bible Commentary, [ Jakarta: Gandum Mas, 2005] Hlm 193 ;; M.C Barth dan B.A Pareira, Tafsiran Alkitab Mazmur, [Jakarta: BPK Gunung Mulia,1989] Hlm 211
[3]Matthew Hendry, Kitab Mazmur, [Jakarta: Momentum, 2012] Hlm 1040
[4] Alkitab Edisi Studi Hlm 934
[5] M.C Barth dan B.A Pareira, Tafsiran Alkitab Mazmur, [Jakarta: BPK Gunung Mulia,1989] Hlm 211
[6]Matthew Hendry, Kitab Mazmur, [Jakarta: Momentum, 2012] Hlm 1042
[7] Ensiklopedia
[8]Matthew Hendry, Kitab Mazmur, [Jakarta: Momentum, 2012] Hlm 1052
[9]Matthew Hendry, Kitab Mazmur, [Jakarta: Momentum, 2012] Hlm 1056
[10]M.C Barth dan B.A Pareira, Tafsiran Alkitab Mazmur, [Jakarta: BPK Gunung Mulia,1989] Hlm 213
[11]M.C Barth dan B.A Pareira, Tafsiran Alkitab Mazmur, [Jakarta: BPK Gunung Mulia,1989] Hlm 213

1 Response to "EKSPOSISI MAZMUR 73 // RENUNGAN KRISTEN"

  1. Download latest blogger templates, premium themeforest blogger templates on BThemes4u.com

    BalasHapus