Mikha artinya “siapakah yang sama
seperti YHWH”. Nabi Mikha berasal dari kota kecil Moresyet-Gat (Mik 1:14)
di bagian selatan Yehuda, suatu wilayah pertanian yang subur sekitar
40 kilometer barat daya
Yerusalem.
Mikha berasal dari daerah pedesaan,
mungkin dari keluarga yang sederhana. Mikha adalah nabi pedesaan yang
mengutuk para pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi palsu, imam-imam fasik,
pedagang-pedagang yang tidak jujur dan hakim-hakim yang kena suap.
Ia berkhotbah menentang dosa-dosa
ketidakadilan, penindasan para petani dan penduduk desa,
keserakahan, kekikiran, kebejatan
dan penyembahan berhala, dan mengingatkan akan dampak yang berat jikalau
umat itu dan pemimpinnya terus bersikeras melakukan kejahatan. Ia meramalkan
kejatuhan Israel dan ibu kotanya Samaria (Mik 1:6-7)
dan juga kejatuhan Yehuda dan ibu kotanya, Yerusalem (Mik 1:9-16; Mi
3:9-12).
Pelayanan kenabian Mikha
terjadi pada masa pemerintahan tiga raja Yehuda: Yotam (751-736 SM), Ahas
(736-716 SM) dan Hizkia (716-687 SM). Walaupun sebagian dari nubuat Mikha
diberitakan pada masa pemerintahan Raja Hizkia (bd. Yer 26:18),
sebagian besar mencerminkan keadaan Yehuda sementara pemerintahan Yotam dan
Ahas sebelum pembaharuan religius di bawah pimpinan Hizkia.
Tidak dapat disangkal bahwa
pelayanannya, bersama dengan pelayanan Yesaya, ikut berperan dalam membawa
kebangunan rohani dan pembaharuan dibawah Raja Hizkia yang saleh.
Tujuan
Mikha menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi,
menyebut dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman
nubuat Allah mengenai Samaria dan Yerusalem (Mi 1:1).
Dengan tepat dia menubuatkan
kejatuhan Israel sebelum hal itu terjadi pada tahun 722 SM; ia bernubuat bahwa
kebinasaan yang serupa akan menimpa Yehuda dan Yerusalem karena dosa dan
pemberontakan mereka yang menyolok.
Jadi, kitab ini melestarikan berita
nubuat Mikha yang serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel
datang menyerbu bangsa itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada
seluruh penyataan PL tentang Mesias yang akan datang.
GARIS BESAR
Kitab Mikha terdiri atas berita yang
terbagi tiga:
(1) menggugat Israel (Samaria) dan
Yehuda (Yerusalem) karena dosa-dosa khusus termasuk penyembahan berhala,
keangkuhan, penindasan orang miskin, suap-menyuap di antara pemimpin, ketamakan
dan keserakahan, kebejatan, dan agama yang hampa;
(2) mengingatkan bahwa hukuman Allah
akan datang karena dosa-dosa ini; dan
(3) menjanjikan bahwa damai
sejahtera, kebenaran dan keadilan sejati akan berlaku di masa depan ketika
Mesias memerintah.
Ketiga pokok tersebut diberikan
perhatian hampir sama dalam kitab ini.
Dipandang dari segi lainnya, pasal 1-3 (Mi 1:1--3:12)
mencatat celaan
Tuhan atas dosa-dosa Israel dan
Yehuda, para pemimpin yang korup, dan malapetaka yang akan datang atas
bangsa-bangsa ini dan ibu kota mereka.
Pasal 4-5 (Mi 4:1--5:14)
menawarkan harapan dan hiburan bagi kaum sisa
berhubungan dengan hari-hari yang
akan datang ketika rumah Allah akan didirikan dalam damai dan kebenaran,
sedangkan penyembahan berhala danpenindasan akan disingkirkan dari negeri itu.
Pasal 6-7 (Mi 6:1--7:20)
menguraikan keluhan Allah terhadap umat-Nya dalam bahasa sebuah sidang
pengadilan besar: Allah mengajukan gugatan terhadap Israel; ini diikuti
dengan pengakuan salah Israel lalu
doa dan janji nubuat. Mikha menutup dengan permainan kata dari arti
namanya sendiri, "Siapakah Allah seperti Engkau?" (Mi 7:18).
Jawab: Hanya Dialah yang penuh kasih sayang dan dapat memberikan
keputusan terakhir "diampuni" (Mi 7:18-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai kitab
Mikha.
(1) Kitab ini memperjuangkan
kepentingan para petani sederhana yang menghadapi pemerasan
oleh golongan kaya yang angkuh,
mirip dengan berita Yakobus dalam PB (bd. Mi 6:6-8
dan Yak 1:27);
dalam hubungan ini, Mikha memberikan nasihat yang paling mengesankan tentang
tuntutan Tuhan bagi umat-Nya, "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan
hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu" (Mi 6:8).
(2) Sebagian bahasa Mikha itu tegas
dan terus terang; lain kali berupa syair yang mengesankan dengan permainan
kata yang halus sekali (seperti Mi 1:10-15).
(3) Seperti nabi Yesaya (bd.Yes 48:16; Yes
59:21), Mikha mengungkapkan kesadaran yang tajam akan
panggilan Allah dan pengurapannya oleh Roh Kudus, "Aku ini penuh dengan
kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk
memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya" (Mi 3:8)
(4) Kitab ini berisi salah satu
ungkapan terindah dalam Alkitab tentang kasih sayang dan kasih karunia
pengampunan Allah (Mi 7:18-20).
(5) Kitab ini berisi tiga nubuat
penting yang dikutip di bagian Alkitab lainnya: satu yang
menyelamatkan hidup Yeremia (Mi 3:12; Yer 26:18), satu
tentang tempat kelahiran Mesias (Mi 5:1; Mat 2:5-6), dan
satu yang dikutip Yesus sendiri (Mi 7:6; Mat
10:35-36).
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Seperti nabi PL lainnya, Mikha
melihat melampaui hukuman Allah atas
Israel dan Yehuda sampai kedatangan Mesias dan pemerintahan-Nya yang adil di bumi. Tujuh ratus tahun
sebelum penjelmaan Kristus, Mikha bernubuat bahwa Ia akan lahir di Betlehem (Mi 5:1).
Mat 2:4-6)
mencatat bahwa para imam dan ahli Taurat mengutip ayat ini sebagai jawaban untuk pertanyaan
Herodes mengenai tempat lahirnya Mesias.
Mikha juga menyatakan bahwa kerajaan Mesias
akan merupakan kerajaan damai (Mi 5:4;
bd. Ef 2:14-18),
dan bahwa Mesias akan menggembalakan umat Allah dengan benar
(Mi 5:3;
bd. Yoh 10:1-16; Ibr
13:20).
Kenyataan
bahwa Mikha sering mengacu kepada
penebusan masa depan menunjukkan bahwa keinginan dan rencana Allah
yang abadi bagi umat-Nya adalah penyelamatan abukan hukuman; kebenaran ini
dikembangkan lagi dalam PB (mis. Yoh 3:16). GodBless.
Jangan Lupa baca juga renungan Tuhan Tanpa Agama
amin
BalasHapus