Ketika Salib Berbicara





Renungan/Tulisan ini memperjelas kita untuk  mengerti makna salib yang telah di lakukan Yesus 2000rbu tahun yang lalu. Salib yang menyelamatkan semua orang, salib yang membesakan semua orang.

Banyak orang tidak mengerti tentang salib dan pengorbanan Yesus, mereka berpikir bahwa yang di salib bukan Yesus namun Yudas murid Yesus yang berhianat itu (Kaum Muslim), ada juga yang bilanh bahwa itu bukan Yesus melainkan samarannya saja yang di buat oleh Allah. Alangkan sangat sempitnya pola pikir seperti ini, pola pikir yang tidak melihat fakta yang sebenarnya yang terdapat di dalam Alkitab.

Kita akan membahas ini..

Salib bukanlah suatu tragedi seperti para komentator muslim katakan. Salib adalah suatu kemenangan atas iblis dan dosa. Iblis sendiri mengetahui hal tersebut, jikalaupun iblis ingin menyangkal hal tersebut dia hanya bertujuan untuk menipu saja. Iblis tidak akan melupakan peristiwa yang terjadi pada hari penyalipan Yesus. Pada saat itu Yesus telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka (Kol 2:15)
Salib adalah Formula Allah tentang "hidup melalui kematian". Yesus datang kedunia bukan untuk mendirikan suatu sistem peribadahan. Yesus datang bukan untuk memberikan suatu aturan hukum tetapi untuk memberikan kasih-Nya. Dengan kata lain Kasih adalah Hukum-Nya.

Yesus datang untuk mati dan Dia tidak perlu melarikan diri dari kematiannya itu seperti yang dikatakan umat Muslim dalam Alquran (Matius16:21)
Kita tahu bahwa penyaliban Yesus suatu hal yang nyata dan yang sebagi eksitensi Yesus datang kedunia ini, Yesus menuju Kesalib atas kemauan-Nya sendiri "Yesus tidak mungkin menghilang atau di curi oleh Allah"

Yesus memegang kendali secara absolut atas setiap kejadian dalam hidup-Nya termasuk waktu-Nya. Bahkan di malam tatkala Dia akan di tangkap pada saat Yudas yang akan menghianati-Nya sedang berpikir-pikir untuk melakukan persekongkolan dengan imam-imam dan orang-orang Farisi untuk menangkap Yesus. Yesus justru menyuruh Yudas agar cepat-cepat menjalankan rencananya tersebut "Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan segera" (Yohanes 13:27-29). Hal ini menunjukkan bahwa penangkapan Yesus harus terjadi pada malam itu juga, tidak boleh gagal. Hal ini menunjukkan juga memang Yesus sendiri yang menghendaki untuk mati, dan peristiwa tersebut tidak boleh dibatalkan.

Salib Yesus sangat diperlukan, "sebab upah dosa adalah maut" (Roma 6:23), dan karena Yesus memikuk seluruh dosa isi dunia ke atas salib itu. Dia harus mati!!  Dengan demikian Allah menghendaki "Diri Yesus sebagai korban penebus dosa" (Yes 53:10; 2 Kor 5:21). Namun untuk memberitakan kemenangan atas dosa, atas kuasa iblis, atas kuasa kegelapan, dan atas kuasa kematian kedua kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya Yesus harus bangkit kembali pada hari ketiga.
Yesus adalah Alfa dan omega yang beberapa Tahun setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya datang menjumpai Yohanes dan berkata "Jangan takut! Aku adalah yang awal dan yang akhir, dan yang Hidup. Aku telah mati namun lihatlah Aku hidup, sampai selama-lama-Nya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut" (Wahyu 1:17-18).

Banyak musuh-musuh injil ingin menyangkal hal-hal tersebut namun tidak satupun dari mereka yang mampu menyangkal fakta-fakta itu. Semua bukti-bukti yang mereka paparkan hanya menunjukkan kebodohan mereka dan ketidaktahuan mereka mengenai latar belakang dan riwayat dari peristiwa-peristiwa yang di sampaikan oleh injil Kristus itu.

Petrus berdiri di tengah-tengah massa orang-orang Yahudi di Yerusalem pada hari Pentakosta dan berbicara mengenai Kebangkitan Kristus dan mengenai hakikat arti kematian dan kebangkitan Kristus bagi umat manusia. Tidak ada satupun di antara para pendengar-Nya yang bangkit untuk mengatakan Yesus tidak di bunuh dan tidak di bangkitkan. Mereka semua mengetahui bahwa peristiwa itu telah menjadi bahan yang ramai di bicarakan oleh orang-orang di kota itu (Kisah Para Rasul 2).

Bagaimana mungkin orang yang hidup 500 tahun atau 2000rbu tahun setelah peristiwa itu mengatakan bahwa Yesus tidak mati dan tidak di salibkan. Banyak para bapa-bapa Gereja, para saksi mata yang menulisa laporan sejarah tersebut hidup di jaman yang sama dengan umat Kristen yang mula-mula dan yang berada dalam lingkungan dimana peristiwa-peristiwa sejarah itu di mulai.
Kalau Yesus tidak di salib, mati dan bangkit pada hari ketiga, terus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, maka sia-sialah Iman orang Kristen, orang Nasrani di seluruh dunia, sia-sia orang yang di bunuh, di salibkan terbalik, di panjung, di korbankan kepada singa-singa, di jadikan tiang-tiang api untuk menerangi jalan, kalau Yesus tidak di salibkan, mati, bangkit dan naik kesurga duduk di sebelah Kanan Allah Bapa. Untuk apa para rasul-rasul dan bapa gereja melakukan semua hal ini karna mereka mengetahui, melihat dan merasakan bahwa Yesus benar-benar Tuhan. Bukan seperti yang orang-orang katakan.

Pegang terus iman kepercayaan kita, jangan mau di goncangkan, teguh terhadap Yesus, kita sudah mendapatkab tempat yang terbaik bersama-Nya, oleh pengorbanan-Nya di kayu sslib kita di selamatkan dan di tebus. GodBless

0 Response to "Ketika Salib Berbicara"

Posting Komentar