Bahasa Roh dan Karunia yang tidak Murni!! Apakah ada? (Teologi Pastoral)




Bahan Renungan Khotbah Kristen hari ini dan Renungan Air Hidup, berbicara tentang Baptisan Roh Kudus yang tanda awalnya Bahasa Roh namun seiring berjalan waktu ha litu sudah memudar dan mungkin di telan oleh zaman, gereja-gereja pentakosta (Teologi Pentakosta) yang dulunya memgimani itu pun sudah mengganti iman rasulinya.

Berbicara dalam bahasa lidah adalah tanda awal dan bagian dari karunia yang diberikan Tuhan. Namun ini seakan sudah pudar di telan oleh Pengaruh karismatik yang baru yang dimana  membuat banyak aliran pentakosta klasik  mengalami perubahan terkait pengakuan iman bahwa bahasa Roh adalah tanda awal Baptisan Roh Kudus.

pasti timbul pertanyaan dalam benak kita Mengapa Bahasa Roh sebagai tanda awal Baptisan Roh Kudus? Dalam pentakosta mula-mula  kita dapat melihat kehidupan mereka, memang secara  teologi mereka tidak terlalu jelas mengatakannya dan memberi tahukannya namun mereka mengalami secara konsisten dalam hidup mereka, berdasarkan perjumpaan dan pengenalan akan Yesus.

Dapatkah kita menjelaskan pemahaman iman seperti ini? Saya kira kita membutuhkan teologi pentakosta untuk menjelaskan kepada orang lain dan diri kita sendiri.

 Bahasa Roh merupakan Identitas unik dari orang pentakosta,  Poinnya bukan Roh Kudus tapi bagaiman cara Roh Kudus melakukan caranya buat mereka dan Baptisan Roh Kudus sesuatu yang Yesus kemukakakan dan nyatakan.

Teologi empat rangkap (Refom) ,dan teologi lima rangkap (dari Wesley? Cari tahu.
Yang penting memehami siapa Yesus sesunghuhnya. Sentralnya berfokus kepada apa yang di kerjakan Yesus.

Yesus berkata Roh kudus datang untuk memuliakan dan menjadi saksi-Nya.
Seseorang yang mengalami bahasa Roh Kudus akan mengalami pembaharuan dari Roh Kudus yang empat rangkap dan lima rangkap tersebut.

kita dapat melihat dalam gereja-gereja Kristen sekarang yang dimana fokusnya bukan Yesus melainkan mujizat-mujizat yang terjadi (supranatural). Gerakan karismatik modern yang menanamkan nilai-nilai mujizat-mujizat. mereka lebih berfokus kepada pekerjaan Roh kudus bukan Yesus (ini merendahkan kekristenan kita).

Perlu memahami baptisan Roh Kudus? Bukan sekedar memahami bahasa lidah namun hubungan teologis yang di karunia Roh Kudus dan Bahasa lidah yang dimana Kehadiran Roh kudus memungkinkan kita untuk memahami Tritunggal yang merupakan Allah itu sendiri.

Makna bahasa Roh Kudus harus bermakna dan berasa yang lima rangkap dan empat rangkap, perjumpaan dengan Tuhan ada  kaitannya dengan glosolalia.

Baptisan Roh kudus adalah pola yang terus menerus di alami Gereja mula-mula.

Glosolalia adalah berupa bentuk doa, bahasa roh adalah suatu doa yang tidak bisa di pahami oleh dirinya, tapi dia sadar bahwa dia sedang berdoa demgan Tuhan, memahami Glosolalia haru memahami hubungan yang intim dengan Tuhan.

Contoh 1
Hubungan yang intim sudah saling memahami dan mengetahui setiap perkataan dan gerakan (suami istri). Dalam hubungan personal yang intim sudah berada pada level berbicara yang sudah tidak  normal atau luar biasa. Sama dengan Bahasa Roh, itu sebenarnya mereka sudah berbicara secara spontan yang sudah sifatnya rasional yang dilakukan secara alamiah bukan di paksakan, itu merupakan suatu perkembangan yang mendalam dan dekat, tapi kebanyakan orang-orang pentakosta kekanak-kanakan tidak dewasa. Bagaimana menjelaskan kepada orang yang seperti ini?

Contoh 2
Anak dan bapak atau ibu (ortu)
Karna begitu intim dengan orangtua datang dengan eksperis yang penuh dengan permintaan, namun itu suatu hal yng tidak terlalu penting, eksprsis yang dilakukan dalam meminta sesuatu  itu seperti kekanak-kanakan tidak rasional, tapi eksperi itu sebagai gambaran hubungan antara anak dan orangtua, demikian kita menganggap bahwa orang kristen yg seperti itu memiliki hubungan yang  dekat dengan Allah dan ini merupakan hubungan yang sejati dan ini terjadi di jemaat korintus dan paulus mengkoreksi untuk dalam praktek di publik dan paulus melihat  orang korintus tidak dewasa imannya. Sehingga Paulus berkata kamu tidak kekurangan karunia namun kamu menggunakannya tidak dewasa.

Glosolalia memiliki banyak level.  Ada yang masih belum dewasa (contoh 2), ada yang sudah dewasa (Contoh 1) namun ada juga glosolalia itu sesuatu yang bisa di kembangakan lebih mendalam lagi, tapi seiring dengan waktu glosolalia bukan lagi anak-anak  namun suatu hubungan dewasa dengan Allah. Glosolalia harus kita pupuk agar lebih mendalam dalam kehidupan kita.

Pentakosta klasik beranggapan adalah glosolali adalah bagian yang sangat penting dan itu membawa kita untuk lebih dekat kepada Bapa dan Yesus Kristus. Kekurangan pemahaman tentang pentakosta membuat banyak yang meninggalkan pentakosta klasik.

namun hal ini berbeda dengan orang Katolik klasik yang lebih menghargai teologi klasik mengapa ? karena katolik karismatik lebih sudah memiliki pemahaman yang mereka miliki tentang teologi Klasik (glosolalia "hubungam yang mendalam intim dengan Allah) dan Kehidupan mistik bisa mencapai sebuah level yang bisa membuat mereka berbicara semua bahasa (penulis katolik dengan pemahaman latar belakang mistik).

Problem pentakosta klasik adalah bergaul sama orang yang salah kita terlalu dekat dengan injili, walaupun kita memiliki yang unik yang akhirnya warisan yang unik itu jadi tersingkirkan. Pentakosta Karismatik memang berbeda dengan katolik namun kita memiliki kesamaan pemahaman yang sama tentang bahasa Roh (katolik karismatik).

Ringkasan
Baptisan Roh Kudus merupakan perkembangan perjumpaan dengan Yesus(Rangkap4 dan 5) hubungan sangat intim dengan Yesus ketika berbahasa lidah. Tapi hubungan baptisan Roh Kudus (rangkap) juga membentuk poin lainnya itu memberikan hubungan mendalam sehingga memberikan keberanian untuk memberitakan injil Kisah Para rasul .

Hubungan intim membawa hubungan kekudusan kesucian dengan kata lain hubungan mendalam menciptakan integrasi yang sehat antar karunia dan kekudusan.

Integrasi kekudusan dan karunia sudah dipisahkan terutama pengaruh karismatik modern yang mengutamakan kuasa (mujizat) karna pegaruh ini yang mereka klaim seperti yang terjadi di amerika waktu kebaktian turunya debu emas, mereka melihat malaikat-malaikat itu turun, embun kemulian turun dan lain-lain.

Bahkan ada yang menginginkan kuasa sehingga pergi kekuburan pendeta-pendeta yang semasa hidupnya melakukan hal-halkuasa tersebut. Hal inilah yang memisahkan kekudusan dan karunia Roh Kudus. Untuk menghidupkan kembali kita perlu membangun kembali kehidupan doa dengan berbahasa lidah.

Injil yang membuat mujizat, pentakosta modern sekarang lebih fokus kepada mujizat dimana hal ini sangat di gandrungi oleh masyarakat  sekarang. Mujizat tidak membangun gereja Yesus, mujizat tidak membangun kehidupan rohani Kristus,jangan sampai kita menjadi orang-orang yang ada di Matius 7:1 yang dikatakan Yesus. Orang-orang yang melakukan mujizat namun tidak hidup dalam kekudusan. Kekudusan dan Bahasa Roh harus berjalan bersama-sama.

Tulisan ini di dapat dari Prof. Dr. Simon Chan dari Singapura yang berbicara tentang Teologi Pastoral. Semoga ini menjadi perenungan/renungan yang membuat kita untukmengubah pola pikir dan kembali kepada gereja mula-mula.
Jangan lupa baca juga Hidup dalam  Roh. GodBless


0 Response to "Bahasa Roh dan Karunia yang tidak Murni!! Apakah ada? (Teologi Pastoral)"

Posting Komentar