Renungan
kali ini kita akan mebahas tentang apakah Yesus menolak atau menentabg hukum
Taurat seperti yang di katakan oleh orang-orang.
Sepanjang abad, orang-orang biasa memandang Yesus
bertentangan dengan Yudaisme dalam berbagai hal. Teolog Kristen
berpendapat bahwa Yesus mengkritik agama umatnya yang terlalu legalistik karena
terlalu menekankan hal-hal lahiriah, dan kurang atau tidak memberikan tempat
untuk kasih karunia, kemurahan, dan kasih. Tindakan Yesus di bait suci, yang
secara tradisional dirujuk sebagai "penyucian bait suci" (Mrk
11:15-18) di pandang menentang sistim kurban. Agama dianggap masalah hati,
bukan ritual. Yesus memahami ini, tetapi orang yahudi sezamannya tidak
mengerti. Demikian pemahaman kita
Bebarapa ahli, baik Yahudi maupun Kristen, mengeluh
atas karikatur ini. Yesus tidak pernah menolak dan menentang Hukum Taurat.
Mari kita lihat satu persatu
1. Yesus menerima semua ajaran utama iman Yahudi.
Ajaran tersebut menyangkut keesaan dan kedaulatan
Tuhan, nilai dan kedudukan bait suci di Yerusalem, otoritas Alkitab Yahudi,
pemilihan umat Israel, dan pengharapan akan penebusan umat Israel
Selain itu Yesus menjalankan banyak praktik yang
berkaitan dengan kesalehan yahudi pada zamannya: sedekah, doa, dan puasa
(Mrk. 6:1-18). Yesus berpuasa di padang gurun selama masa pencobaan-Nya (Mrk.
1:12-13). Ia berdoa dan mengajar murid-murid-Nya untuk berdoa (Mat. 6:7-15;
Luk. 11:1-13; 22:39-46).
Ia dan murid-murid-Nya memberi sedekah, dan Ia
mengajar orang lain untuk melakukan hal yang sama (Luk. 11:14; 12:33; Yoh.
13:29). Yesus mengakui kebereradaan bait suci, kurban, dan hari-hari suci
Israel (Mat. 5:23-24; Mrk. 14:14). Ia membaca dan mengutip Alkitab Yahudi dan
dengan jelas memandang Alkitab itu bersifat autoritatif (Mrk. 10:19; 12:24-34;
Luk 4:16-22; 10:25-28). Tampak jelas Ia mengikuti kebaktian di bait suci secara
teratur (Luk. 4:16); gaya penafsiran-Nya tentang Alkitab dalam banyak hal
mencerminkan gaya penafsiran yang di pakai oleh imam-imam dan ahli tafsir
zaman-Nya.
Ketika Yesus mengatakan bahwa Yerusalem akan
mengalami bencana, Yesus menangis atas kota kuno Israel itu (Luk. 19:41-44).
Yesus mengasihi murid-murid-Nya dan rindu mereka diselamatkan. Murid-murid-nya
dan semua orang Yahudi berpengang pada pengharapan yang sama.
2. Yesus menerima Otoritas Torah (Hukum Taurat)
Yesus tidak menolak Torah, seperti banyak orang
berpendapat. Yang ditentang Yesus adalah penafsiran dan penerapan Hukum Taurat.
Dalam apa yang di sebut antitesis khotbah di bukit (yaitu kamu telah mendengar
yang di Firmankan, tetapi Aku berkata kepadamu.... " Matius 5:21-48),
Yesus tidak menentang hukum musa. "Tetapi aku berkata kepadamu"
tidak menentang perintah itu sendiri. Misalnya Yesus setuju bahwa membunuh itu
salah, tetapi menambahkan bahwa kebencian itu juga salah. Ia setuju bahwa
perzinahan itu salah, tetapi menambahkan bahwa hawa nafsu pra-perceraian itu
juga dosa.
Ia setuju bahwa bersumpah palsu itu salah, tetapi menentang praktik
mengambik sumpah pada zaman-Nya. Yesus tidak menentang pembalasan, tetapi Ia
menentang penggunaan perintah ini sebagai dalih untuk membalas dendam. Ia
setuju bahwa orang-orang harus mengasihi bangsanya sendiri tetali menambahkan
mereka harus mengasihi bangsa lain juga, bahkan juga musuh mereka.
Yesus percaya akan otoritas-Nya sendiri, yang
berasal dari Roh Allah dan oleh-Nya Ia telah di urapi (Mrk. 1:10; Luk. 4:18),
setara dengan otoritas torah. Namun otoritas Yesus tidak merongrong otoritas
Torah; tetapi menjelaskan dan menerapkan dengan cara baru yang disesuaikan
dengan kesan-Nya yang kuat atas kemunculan kerajaan Allah dan perubahan yang
akan di hasilkan.
Yesus menafsirkan dalam Khotbah-Nya di Nazaret
(Luk. 4:16-30), Yesus membaca gulungan kitab Yesaya 61:1-2, satu perikop yang
di pahami menjanjikan berkat bagi Israel dan penghukuman atas musuh-musuh
israel. Kemudian Ia menyinggung contoh-contoh tentang Elia dan Elisa (Luk.
4:25-27). Dari contoh-contoh ini, dimana para nabi ini melayani bangsa lain
(1Raja. 17:1-16; 2Raj. 5:1-14), Yesus menyatakan bahwa tugas-Nya yang diurapi
adalah untuk memberkati orang yang terpinggirkan dan orang yang dicurigai,
bukan hanya orang Israel yang merasa benar. Perkataan ini jelas di tentang oleh
banyak imam-imam dan ahli-ahli tafsir lainnya, namun hal ini menyiratkan
otoritas Alkitab Yahudi; dan tidak menyerang otoritasnya.
Yesus tidak pernah menentang ataupun menolak Hukum
Taurat, namun Yesus menentang tentang bagaimana penafsiran para ahli-ahli kitab
tentang hukum taurat Yesus mengecam tentang pencabaran 10 Hukum Taurat menjadi
613 peraturan bagi bangsa Israel.
Dan Yesus berkata " Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum taurat, sebelum semuanya
terjadi" (Matius 5:17-18). GodBless
terimakasih buat pemberitaannya saya sangat terberkati..
BalasHapusdalam ibadah kurban pemilihan hewan kurban harus teliti sehingga akan mendapatkan kesempurnaan ibadah
BalasHapus