BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perjanjian
Baru sangatlah dipengaruhi oleh tulisan-tulisan paulus. Paulus menulis 14 kitab
yang ada di perjanjian baru. Dalam tulisan Paulus terdapat banyak sekali bentuk
pengajaran yang berlandaskan kepada Kristus. Dalam banyak pengajaran yang
diberikan Paulus meskipun dalam garis besar berbicara tentang Anugrah Allah.
Kelompok disini akan memaparkan tentang Hukum Taurat dan anugrah. Kita ketahui
bahwa Taurat merupakan kitab yang di percaya dan pegang teguh oleh orang
Yahudi. Untuk memastikan pengertian yang benar terhadap teologi paulus maka
kita harus melihat secara baik terhadap pandnagan paulus tentang Taurat dan
Anugrah. Dalam pertumbuhan gereja sekarang banyak gereja yang masih tidak
mengerti tentang taurat dan anugrah Allah dimana banyak gereja yang memandang
sama kedua-duanya.
Oleh sebab itu kelompok akan
memaparkan tentang Taurat dan Anugrah Allah
supaya bisa mnejadi bahan referensi dalam pengajaran digereja bahkan di
perkuliahan baik formal maupun non formal.
Rumusan Masalah
·
Apakah yang dimaksud dengan Taurat?
·
Apakah yang dimaksud dengan Anugrah Allah?
·
Apa Perbedaan Taurat dan Anugrah?
Tujuan dan Manfaat
Untuk memberikan pemahaman yang benar
tentang Pandangan Paulus tentang Taurat dan Anugrah supaya tidak ada kesalahan
dalam mengartikan Anugrah dan Taurat. Dan juga bisa membantu gereja dalam
membentuk suatu pengajaran yang benar berlandaskan Fiman Tuhan yang benar dalam
memberikan pengertian tentang Teologi Paulus tentang Anugrah dan Taurat.
BAB II
Hukum Taurat dan Anugrah
1.
HUKUM TAURAT
Dalam kitab-kitab injil
sinoptik
Kita
menemukan pemakaian kata “hukum” menggunakan pemakaian yang beraneka ragam.
Arti hukum yang terutama adalah hukum taurat, dan yang yang terutama lagi
adalah tuntutan-tuntutan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan. Pemakaian hukum dengan arti “perintah” kadang dikaitkan dengan arti
kitab suci (bdk Mat 5:17-18).
a.
Penghargaan
Yesus Terhadap Hukum Taurat
Dalam pengajaran Yesus disiratkan
bahwa prinsip-prinsip taurat harus diterima secara positif. Ia menegakkan
kekudusan taurat dalam Matius 5 :17-18. Menurut buku Donald Gutrhie, karena
Yesus berbicara tentang penggenapan baik
dari taurat maupun kitab-kitab para nabi, maka kita akan harus mencari suatu
arti bagi istilahNya yang berlaku bagi keduanya yang menunjuk bahwa Ia
menggenapi Taurat dalam arti melampauinya dan sekaligus memperlihatkan apa yang ditunjuk Taurat (dan para nabi)
sebelumnya.
Dalam Matius 5:20 nampaknya
menyarankan bahwa Yesus mengharapkan dari murid-muridNya lebih dari yang telah
dicapai ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi dalam ketaatan mereka terhadap
hukum taurat. Penghargaan Yesus terhadap hukum taurat juga terlihat dalam
Matius 23:2-3 dimana Ia mengaku bahwa ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi
menduduki kursi Musa. Motif untuk memelihara hukum taurat demi dilihat orang
lain dikecam dalam Matius 23:5.
b.
Kesadara
Yesus bahwa Hukum Taurat tidak lengkap
Hukum Taurat dan kitab para nabi
(yangberlaku sampai kepada zaman Yohanes Pembabtis) dikontraskan dengan
Kerjaaan Allah yang diberitakan Yesus (Luk 16:6; bdk Mat11:12-13) . jelaslah
bahwa Kerjaan Allah melebihi hukum taurat dan kitab para nabi. Yesus meringkas
hukum taurat dan itab-kitab nabi-nabi dalam Matius 7:12 .
Sifa-sifat
kewibawaan dari kewibawaan dari penafsiran Yesus tentang hukum taurat terlihat
dalam kata-katanya “tetapi Aku berkata
kepadamu”yang dipermaslaahkan dengan
“kamu telah mendengar firman ” apakah Yesus mengubah hukum taurat?
Yesus mengubah hukum mengenai hari
sabat. Dengan menegaskan bahwa Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari sabat
(Markus 2:28), Yesus menempatkan diriNya diatas Taurat Musa. Apa yang
dikecamNya ialah penafsiran Hukum yang telah mengubah suatu berkat menjadi
beban. Pandangan Yesus mengenai Hukum Taurat menurut kitab-kitab Injil Sinoptik
dengan memakai butir-butir :
1.
Yesus menganggap hukum
Taurat sebagai ketetapan Allah, yang bersifat berwibawa dalam hal-hal agama
2.
Ia melihat kebutuhan
untuk menembus kepada arti batiniahnya yang membuatnya lebih dari sekedar
tuntutan hukum lahiriah
3.
Ia tidak
pernahmenganggap bahwa hubungan manusia dengan Allah sekarang didasarkan pada
pemeliharaan hukum taurat karena digantikan olehkerelaan Allah mengampuni
manusia berlandaskan misi Yesus
4.
Perjanjian yang lama
digantikan oleh perjanjian yang baru (Matius 26:26) dan yang baru menggenapi
yang lama
Tulisan-tulisan
Yohanes
Pemakaian kata nomos (hukum) dalam Injil Yohanes pada umumnya sama dengan
pemakaiannya dalam kitab Injil sinoptik. Dalam yohanes 1:17 “hukum” nampaknya
menggambarkan seluruh landasan hidup keagamaan Israel menurut perjanjian lama.
Gagasan tentang hukum dalam Yohanes sangatlah luas, dan dalam arti inilah hukum
Taurat dibandingkan dengan anugrah yang akan datang oleh Kristus (Yoh 1:17).
Yesus memakai hukum taurat untuk
memperlihatkan bahwa penafsiran orang yahudi tradisonal itu keliru. Yesus
hendak menyatakan bahwa apa yang diperbuatNya pada hari sabat justru sangat
cocok dengan pemahaman yang benar terhadap taurat. Bagi Yesus taurat memberikan
kesaksian tentang Dia.oleh karena itu bahkan kematiaanya itu pun adalah
penggenapan yang benar dari Taurat, karena memenuhi kehendak Allah, dan bkan
menjadi hukuman karena Ia telah melanggarnya. Hukum taurat telah diberikan oleh
Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Kisah Para Rasul
Iman Kristen bergantung pada
aktivitas Roh dan bukan ketaatan kepada hukum taurat. Petrus sendiri mengalami
kesuliltan mengenai dasar-dasar pergaulan (Kis 10:28). Ia membutuhkan suatu
penglohatan ilahi untuk membuatnya yakin bahwa apa yang haram baginya sebagai
orang yahudi bukan haram sebagai orang Kristen. Keresahan mengenai orang-orang
bukan yahudi yang menyatakan diri sebagai orang Kristen namun tidak melibatkan
diri kepada ketaatan pada taurat lewat sunat. Orang-orang ini masih memahami
tauraat secara yahudi ketimbang secara Kristen.
Catatan KPR tentang sikap Paulus
terhadap tuntutan hukum taurat penting karena ada praduga bahwa yang
bertentangan dengan sikap Paulus yang
diperlihatkan dalam surat-suratnya.
Surat Ibrani
Dalam
surat ibrani pada umumnya nomos dipakaiuntuk hukum PL. dalam surat ibrani
tidak ada perbedaan antara arti nomos dengan atau tanpa kata sandang. Surat
ibrani memperlihatkan bagaimana
orang-orang Kristen dapat menafsirkan ulang taurat itu. Ungkapan menurut hukum
taurat kata nomon: ibrani 8:4; 10;8
menyaksikan penghargaan kepada hukum taurat (bdk Ibrani 8:4; 10:8).
Surat Yakobus
Adalah bermakna bahwa hukum taurat
dirangkum dalam hukum kasih persis
seperti Yesus dan Paulus telah merangkumnya Yakobus 2:8.
Yakobus
memperlihatkan bahwa hukum itu masih memnghukum para pelanggar dan ini mencakup
penghukuman terhadap sikap memandang muka (Yak 2:9). Dengan mengingat Yakobus
1:25 nampaknya hukum disini dipahami sebagai hukum kasih (hukuman yang sempurna
dan yang utama)., walaupun dalam yakobus 2:11 mengutip dua perintah Musa.
2.
Anugerah Allah
Mendengar kata Anugerah Allah maka otomatis pasti
berhubungan dengan pengampunan yang akan diberikan Allah kepada manusia.
Sebelum lebih jauh menjelaskan tentang Anugerah Allah maka perlu untuk kita
mengetahui arti dari kata Anugerah itu sendiri. Kata Anugerah dalam Terjemahan
Baru adalah Kharis yang artinya Kasih Karunia sedangkan dalam Perjanjiaan Baru
Anugerah diartikan sebagai Kemurahan hati Allah. Jadi bisa di defenisikan
Anugerah adalah kemurahan Hati Allah yang diberikan kepada manusia bukan karena
manusia pantas untuk mendapatkannya.
Kitab-kitab Injil sinoptik
·
Konsep
Anugerah
Didalam
kitab-kitab injilpun banyak menjelaskan tentang Anugerah. Kata Anugerah didalam
injil sinoptik adalah sebagai berikut didalam Lukas memakai istilah kharis yang
artinya Kemurahan Hati Allah (Luk. 2:40,52), istilah kharis digunakan Yesus
ketika memulai pelayanan-Nya, dan Yesus mengeluarkan perkataan yang membuat
para pendengarnya terkesan (Luk. 4:22) “Kata-kata yang sangat Indah”. Istilah
lain menegnai Khari situ adalah memberi sesuatu yang diminta (Luk. 7:21,42-43),
sementara istilah kharis digunakan sebagai ungkapan terimah Kasih (Luk 6:32-34;
17:9). Sekalipun istilah kharis tidak banyak dipakai namun hal ini tidak
penting karena wawasan anugerah dapat ditemukan juga dalam sejumlah petunjuk
yang tidak sengaja.
1.
Petujuk
dari perumpamaan
Anugerah dapat
kita temukan melalui perumpamaan-perumpamaan, oleh karena perumpamaan banyak
muncul diinjil matius maka kita akan mencoba melihat perumpamaan-perumpamaan
didalam injil Matius. Pertama, Perumpamaan tentang penabur (Mat 13:1-9,18-23;
Mark 4:3-9,14-20; luk 8:4-8,11-15) didalam ayat ada kata yang mengumpamakan
mengenai Anugerah yaitu Benih, menabur benih artinya mengumumkan keselamatan
yang disediakan Allah dalam Anugerahnya. Selain artinya itu benih yang
dimaksudkan didalam Matius ini berbicara tentang Kerajaan (Mat 13:19), selain
dari benih ada juga kata Tanah, tanah dapat digambarkan respon manusia terhadap
anugerah Allah. Kedua perumpamaan tentang lalang dalam Matius 13:36-43, yang
dimaksudkan dengan lalang ialah dunia bukan kerajaan. Ketiga perumpamaan
tentang ragi dalam matius 13:33 memusatkan perhatiaan pada karya anugerah yang
tidak terlihat namun pasti.
2.
Petunjuk-petunjuk
lain tentang anugerah
Anugerah adalah
pemberiaan Allah yang tak berdasarkan jasa manusia oleh karenaitu manusia yang
menerima Anugerah Allah harus bertanggung jawab tentang Anugerah yang sudah
diberikan Allah. Kita dapat melihat dalam Matius 7:7-12 dan Lukas 11:9-13,
didalam ayat itu menjelaskan bagaimana seorang ayah yang dapat memberi kepada
anak yang meminta dan anak yang mengetok apa lagi Bapa yang disurga dapat
memberikannya kepada umatnya. Disini juga Yesus tidak membahas mengenai mereka
yang menolak untuk memintanya dan Ia tidak membayangkan keadaan orang yang
sudah menerimah anugerah akan kehilangannya karena gagal manusia. Ada beberapa
contoh lain mengenai anugerah:
§ Matius 3:7-12, keharusan untuk menghasilkan
buah ditekankan Yohanes pembabtis bersamaan dengan peringatan bahwa pohon yang
tak menghasilkan buah akan ditebang dan dibuang delam api.
§ Lukas 17:5 berbicara mengenai Iman, iman
sendiripun dianggap sebagai pemberiaan Allah kalau tidak tentu murid-murid
takkan meminta agar iman mereka ditambahkan.
§ Markus 13:20,22,27 orang-orang pilihan
itu diperkenalkan tanpa informasi yang jelas tentang mereka. Mengenai
orang-orang pilihan ini didalam injil sinoptik ini memuat pengertiaan tentang
presdestinasi, orang-orang mengambil bagiaan dalam perjamuaan kawin itu
digambarkan sebagai orang pilihan, maka dari pihak Allah mereka harus
digambarkan sebagai sudah ditentukan sejak semula untuk mengambil bagiaan dalam
kerajaan.Yang dikatakan hanyalah bahwa orang-orang pilihan itu telah menemukan
Anugerah Allah dan diandaikan lebih dinyatakan bahwa mereka akan terus berbuat
demikiaan.
Tulisan-tulisan Yohanes
- Karya
Allah yang penuh Anugerah
Didalam tulisan
yohanes ini mengungkapkan bahwa untuk mendapat Anugerah seseorang harus percaya
kepada Yesus dan menjadi warga keluarga Allah. Ada sebuah pernyataan dari Yohanes mengatakan bahwa dari
kepenuhanNya kita semua telah menerima Anugerah demi anugerah.
- Pilihan
Allah yang penuh anugerah
Didalam injil
Yohanes ini memuat banyak petunjuk bahwa keselamatan itu tidak diberika kepada
manusia artinya bahwa manusia tidak diijinkan Allah untuk memilih keselamatan (
Yoh 6:37, 44, 65), didalam ayat itu ada kata “datang” yang dimaksud datang
disini adalah datang dengan iman tidak mungkin terjadi tanpa karya sebelumnya
dari pihak Allah, Ia mengerakan kuasa menarik mereka yang datang.
- Konsep yang serupa dalam
surat-surat yohanes
Gagasan mengenai
Anugerah merupakan dasar dari 1 Yohanes.disitu ditegaskan bahwa Allah telah
menyediaakan pengampunan bagi mereka yang berbuat dosa asalkan mereka mengaku
dosanya (1 Yoh 1:6-10). Orang percaya tidak diharapkan hidup menurut
kekuatannya sendiri. Ia dilahir dari Allah (1 Yoh 3:9; 4:17) dan ditolong oleh
Roh Allah (1 Yoh 3:24). Meskipun ia diharapkan tidak berbuat dosa (1 Yoh 3:6;
5:18) ia hanya mencapai hal ini karena benih ilahi ada didalam dia (1 Yoh 3:9).
Dengan cara yang teramat jelas Yohanes menekankan bahwa Allahlah dalam
anugerahnya yang membuat orang mampu untuk hidup dengan hidup baru.
Kisah Para Rasul
Konsep anugerah
lebih banyak terdapat dalam Kisah Para Rasul daripada dalam kitab-kitab injil.
Didalam Kis 4:33, 11:23, disini terlihat bahwa Anugerah itu sebagai hadiah
istimewa yang dapat dikenali dalam diri mereka memilikinya. Jadi anugerah
didalam kisah para rasul berarti lebih daripada perkenanan Allah terhadap
orang-orang berdosa: istilah ini mencakup keadaan dari orang yang telah
menerima Anugerah. Dalam siding di Yerusalem, petrus menyimpulkan pernyataanya
dengan berkata “kita percaya bahwa Anugerah Tuhan Yesus Kristus kita akan
beroleh keselamatan sama seperti mereka juga (Kis 14:11). Ini berarti bahwa
keselamatan diberikan karena perkenanan Yesus Kristus atau bahwa keselamatan
dijamin karena pekerjaan Yesus Kristus dan disadari sebagai pemberiaan anugerah
secara objektif kepada orang Yahudi maupun bukan orang Yahudi.
Kisah 13:48,
dimana Lukas berkata bahwa orang-orang Yahudi mendengar Firman Allah, “semua
orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”. Ini
menyiratkan bahwa ketentuaan itu mendahului karya percaya mereka; ini
perdestinasi. Ini juga menjadi banyak perdebatan tetapi disini Lukas agaknya
menyarankan bahwa semua orang yang yang percaya disana adalah orang-orang yang
sudah ditentuakn bagi hidup yang kekal, Lukas tidak tertarik kepada
pertentangan antara pilihan ilahi dan kebebasan manusia untuk memilih yang
menjadi perhatiaanya ialah hidup kekal tidak hanya diterima karena iman
melainkan pada hakikatnya karena Allah merencankannya.
Dua nats lain
menegaskan keyakinan Lukas yang kuat bahwa Allah memulai keselamatan. Dalam kisah 16:14 ia berkata Allah membuka
hati lidia untuk memperhatikan apa yang Paulus katakana. Selain itu kita dapat
melihat didalam kis 18:27 mengatakan bahwa hanya oleh anugerah Allah ia menjadi
orang yang sangat berguna bagi orang-orang percaya. Dalam kedua kejadiaan ini
karya Anugerah mendahului iman.
Surat Ibrani
·
Tinjauan
Umum
Pernyataan dalam Ibrani 2:9 tentang Yesus yang “oleh
anugerah Allah mengalami maut bagi semua manusia”, menunjukan bahwa keselamatan
berasal dari Allah. penyelamatan ini telah terwujud tanpa campur tangan
manusia, namun manusia bukan hanya perlu mengambilnya bagi dirinya melainkan
juga harus berpegang teguh kepadanya Ibrani 3:6, 10, 23.
·
Nats-nats
Peringatan
Nats-nats ini yang memaparkan akibat-akibat yang
serius bila seseorang gagal mengambil pesan bagi dirinya, terselang-seling
disepanjang surat ini. dalam Ibrani 2:1-4 disebutkan tentang bahaya dibawa arus
menyimpang dari apa yang sudah didengar. terbawa arus disini dimaksudkan bahwa
penulis tidak berbicara tentang penolakan yang disengaja, melainkan tentang
keterpelesetan yang nyaris tak tertolong kendati demikiaan tanggung jawab
terletak pada orang Kristen seperti jelas dari pernyataan bagaimanakah kita akan
luput jikalau kita menyianyiakan keselamatan yang besar itu Ibr.2:3.
Nats Kedua ialah Ibr 3:7, didalam ayat ini mau
menjelaskan untuk tidak murtad dengan Tuhan oleh karena perlu menjaga hati agar
tidak menjadi jahat. jadi jelas bahwa murtad setara dengan hati yang dikeraskan
sehingga kebal terhadap pengaruh Roh Kudus. Nats ketiga Ibrani 6:4-8. intinya
adalah kemustahilan untuk memulihkan lagi hingga bertobat mereka yang sesudah
diterangi, “menyediaakan bagi Anak Allah bagi dirinya mereka dan menghinaNya dimuka
umum,” Ibrani 6:6. nampaknya satu-satunya kesimpulan yang adil tentang nats ini
adalah bahwa soal murtadan dipertimbangkan dengan sungguh-sungguhnya tetapi
tidak dituturkan contoh kemurtadan yang khas.
Nats peringatan yang keempat, yang sangat mirip dengan
nats ketiga adalah Ibrani 10:26-31 karena nats ini segera terdapat setelah
kesimpulan dari bagiaan pengajaran surat yang menekankan keyakinan Kristen maka
harus dipertimbangkan dengan mengingat latar belakang ini. Nats peringatan yang
terakhir ialah ibrani 12:12 nats ini berbicar mengenai membiarkan Anugerah
terlihat dalam kehidupan moral karena akar yang pahit yang disebut disini
dijelaskan dari itu sebagai mempunyai nafsu yang darah rendah.
Bagian-bagian lain dari Perjanjiaan Baru
Surat Yakobus
Kendati surat Yakobus pada hakikatnya adalah surat
yang berenaan dengan soal-soal praktis namun nasihat-nasihatnya bukan tanpa
dasat teologisnya, apa yang dikatakannya tentang anugerahnya memang lebih
sederhana dibandingkan dengan surat-surat paulus tetapi anugerah itu menurut
yakobus juga sangat diperlukan.
Surat I Petrus
Dari kata-kta pembukaan 1 Petrus jelas bahwa
orang-orang percaya dianggap sebagai orang-orang yang dipilih sesuai dengan
rencana Allah,Bapa kita (1 Ptr 1:2) Anugerah Allah yang memilih juga terlihat
dalam 1 petrus 2:9-10, dimana orang Kristen disebut bangsa yang dipilih umat
kepunyaanmu Allah sendiri. Petrus sadar bahwa Allah suka memilih umatnya yang
tak bernilai dan berharganya sebagaimana mahalnya Kristus bagi mereka.
Surat II Petrus
Dalam II Petrus segera Nampak bahwa titikberat yang
sama terletak pada prakarsa ilahi seperti dalam I Petrus, pertanyaan timbul
dari II Petrus 2:18 apakahorang-orang yang terikat oleh guru-guru palsu adalah
orang-orang percaya yang tergelincir. Ungkapan dalam II Petrus nampaknya
menyarankan bahwa mereka telah pernah menjadi orang percaya dan dalam ayat 21
Petrusberkata bahwa lebih baik lagi mereka jika tidak pernah mengenal jalan
kebenaran dari pada berbalik dari perintah yang kudus.
Surat Yudas
Dalam surat Yudas yang sangat singkat hamper sama
dengan II Petrus hal kutukan terhadap guru-guru palsu dialamatkan kepada mereka
yang terpanggil yang dikasihi Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus.
Dalam surat ini terdapatkeseimbangunan karya Allah dan Karya manusia.
orang-orang Kristen harus memilihara diri mereka dalam kasih Allah (Yud 21),
tetapi dijamind bahwa Allah berkuasa menjaga mereka supaya jangan tersandung
(Yud 24).
Kitab Wahyu
Kitab Wahyu dialamatkan khusus kepada orang-orang
Kristen yang sedang dicobai dan dimaksudkan membesarkan hati mereka agar
bertekun. kitab wahyu ini dirancang untuk mendorong orang Kristen dalam hal
bertahan dengan tekun (Wahyu 1:9; 2:2,3,19; 3:10;13:10; 14:12)orang-orang
Kristen akan diyakinkan bahwa mereka akan dilindungi Allah.
Paulus
- Uraian
Paulus tentang Anugerah dan Taurat
Tidak ada sangkalan bahwa anugerah Allah merupakan
ciri utama Teologi Paulus. Ini jelas sekali dalam ajaranya tentang keselamatan
dalam surat roma, ia menegaskan bahwa orang-orang berdosa oleh anugerah telah
dibenarkan dengan Cuma-Cuma (Roma 3:24) kendati manusia harus mengambil
pembenaran ini bagi dirinya sendiri melalui iman. Dengan demikiaan Paulus dapat
menyimpulkan keselmatan sebagai karena anugerah oleh iman (ef 2:8). keyakinan
yang kuat tentang karya anugerah Allah ini tidak terbatas pada surat Roma saja.
dalam I Korintus 1:4 anugerah Allah yang dianugerahkan dalam Kristus dikatakan
membuat jemaat itu kaya dalam perkataan dan pengetahuaan. paulus sangat sadar
bahwa pengalamannya sendiri adalah berkat anugerah Allah (1 kor 15:10) yang
masih bertindak dalam pekerjaannya, bahkan ia mempertentangkan anugerah Allah
dengan hikmat dunia ( 2 Kor 1:12) sebagai dasar perilakunya.
- Tidak ada kebenaran
melalui Taurat ‘’Kemegahan’’ dan ‘’Skandalon’’
Orang
Yahudi selalu berpegang kepada Taurat dan selalu dipegang teguh sebab Taurat
adalah sarana untuk bisa dibenarkan oleh perbuatan, dan senjata untuk melawan
kuasa dosa, hal inilah yang menyebabkan perbedaan pandangan Paulus bahkan
Paulus menegur keras (Rm 12:1-3, 20) memiliki hukum atau sunat tidak ada
gunanya. Jika dengan menjalankan segala peraturan yang ditetapkan Taurat
menunjukkan artio orang Yahudi, Paulus melakukan pertobatan kepala Allah dan
penyunatan hati m,enurut Roh lawan dari Taurat (Rm 2:4, 29). Paulus bukan
berarti menentang Turat dan perjanjian Lama namun, keyakinan Paulus bahwa
taurat tidak menjadi sara kehidupan melainkan Kristus (Filipi 3:4). Paulus
melihat bahwa Israel menyita Taurat, bersandar padanya dan bukan pada Allah,
dan dengan jasa yang dikhayalkan, mereka meletakkan Allah di bawah kewajiban
kepada Taurat (Rm 9:11, 30:10:3; 10:16-21) inilah yang membuat orang Israel
dapat dicela.
Yang membuat salah adalah ketika segala Taurat tidak dilakukan
berdasarkan iman kepada Allah melainkan perbuatan maka hal ini tidak akan
menyampaikan mereka pada Taurat. Paulus sangat menentang kemegahan yang
dimiliki bangsa Israel memang mereka adalah umat pilihan Allah yang memperoleh
pembenaran, namun ketika kemegahan itu dilaksanakan yaitu taurat maka bukan
Tuhan yang dipuji melainkan perbuatan manusia dan mendirikan diri mereka
sendiri ( Ef 2:9 Fil 3:3, Rm 10:3) dan tidak bersandar kepada anugrah Allah.
Kemegahan ini bukan hanya dilakukan orang Yahudi namun juga orang Yunani yang
memegahkan hikmat merek (1 Kor 1:19-31) dan orang Kristen juga harus
diperingatkan dalam hal natural manusia.
Kemegahan
manusia bukan bersandarkan dnegan apa yang ia perbuat melainkan apa yang Allah
perbuat yaitu bermegah dihapan Tuhan dan bermegah dalam salib Tuhan Yesus (Gal
6:14; 1 Kor 1;31)
Skandalon
‘’batu sandungan’’ yang menunjukkan kesia-siaan usaha manusia yang mau berdiri
di hadapan Allah berdasarkan kebenaran sendiri. Ketika orang Yahudi tersandung
karena mereka tidak mau membuang kebenaran mereka dan percaya kepada Yesus
sebab kebenaran hukum Taurat tidak memadai inilah yang membuat mereka tidak
sampai kepada Allah (Rm 11:7).
- Hukum Taurat tidak berdaya karena daging. Perbudakan Hukum
Taurat
Dalam
Teologi Paulus kita dapat menemukan bahwa Hukum Taurta tidak hanya tidak dapat
membenarkan manusia di hadapan Allah, namun juga Hukum Taurat tidak dapat
mengalahkan kuasa dosa dan menaklukkan daging sehingga dosa tetap berkuasa
dalam tubuh fana (Rm 6:12).
Hukum
Taurat itu merangsang seseorang untuk melakukan dosa, bukan berarti Hukum
Taurat itu dosa, melainkan ketidaksanggupan manusia dalam melaksanakan
Tuaratlah yang mneyebabkan dosa memanfaat Taurat untuk memperbudak manusia di
dalam dosa. Hukum Taurta itu suci dan kudus sebab datangnya dari Allah tetapi
manusia yang berdosa dan yang tidak melangksanakannya mengakibat ia terpenjara
dalam dosa. Dosa memanipulasi pola pikir manusia, tipu daya dosa mendesak
manusia untuk membersihkan, membenarkan diri, dan berpikir bahwa ia terlalu
baik bagi anugrah Allah, tetapi itu semua hanya khayalan yang membuat mereka
terus menerus melakukan dosa.
Taurat
bukan tandingan dosa, Taurat menjadi sarana untuk membawa mereka yang telah
ditundukkan oleh dosa ke dalam gengaman dosa seperti seorang tahanan, daan
Tauratlah yang menjadi penjara dan sipirnya. Taurat menjadi penuntun untuk
kedatangan Kristus, sekarang kristus telah datang dan menebus, membebaskan
manusia dari belenggu dosa. Maka manusia tidak perlu lagi hidup dalam Taurat
(Rm 7:14; 8:2; Gal 4:5).
- Taurat Sebagai Pendisiplinan Menuju Kristus.
Setelah
kita telah mendapatkan pengertian dan penjelasan tentang taurta, pasti kita
berpikir untuk apa taurat diberikan? Dan apakah taurat masih bergua sampai
sekarang? Kita dapat mengerti bahwa taurat diberikan untuk menghalangi manusia
mencapai keselamatan dan membenarkan melalui perbuatannya. Dalam Galatia kita
dapat melihat bahwa Abraham memperoleh janji berdasarkan iman percaya kepada
Allah bukan berdasarkan Taurta. Namun bangsa Israel lebuh dominan kepada taurat
dari pada Iman yang telah di laksanakan Abraham. Taurat tidak dapat
mengimbangi janji yang telah Allah berikan kepada Abraham. Peranyaannya mengapa
taurat ditambahkan? Taurat ditambahkan karena ‘’pelangaran-pelanggaran’’
maksudnya bukan hanya membuat dosa terbukti tetapi juga menghasilkan dosa dan
menambah jumlahnya.
Melalui ini kita dapat melihat bahwa taurat memiliki fungsi negative dan
positif satu menimbulkan dosa dan mematikan dan dalam sisi positif sekalipun
taurat mematikan namun ia tidak berada di luar kendali Tuhan. Dalam fungsinya
taurat tunduk kepada maksud keselamatan Allah bahkan taurat di pakai oleh Allah
sendiri. Yaitu Tuhan menolong manusia dengan menyatakan kebenarannya melalui
Kristus (Rm 11:32 ; Gal 3:22-24).
Jadi fungsi taurat yang
mematikan dan memperbudak ini memiliki arti penting positif dalam pengaturan
keselamatan ilahi karena dnegan cara ini Allah membuka jalan bagi janji, iman
dan Kristus. Dalam pengertian ini, Taurat adalah pendisiplinan yang menunjuk
kepada Kristus.
- Paulus, Yudaisme, dan Perjanjian Lama
Dalam
perjalanan orang Israel Taurat menjadi penuntun bagi mereka dan membuat mereka
menjadi memiiki hak special. Namun apakah pandangan Paulus ini bertentang
dengan pandangan musa (Ul 9:4; 30:2)?.
·
Bagi Paulus kedatang Kristus melengkapi Taurat, sebab seluruh
kitab Taurat dan para Nabi. Sebab kita dapat melihat bahwa Abraham dienarkan
karena iman bukan taurat, jadi jantung dan isi Kitab suci bukanah pembenaran
oleh taurat, tetapi pembenaran oleh iman, dan hal ini juga dinyatakan oleh
otoritas taurat itu sendiri.
·
Yang dibatalkan Kristus bukan Taurat dalam pengertian luas, tetapi
taurat dengan segala perintah dan ketentuannya (Ef 2:15). Orang Israel salah
mengartikan taurat, mereka mengejar kebenaran melalui perbuatan (Rm 9:32) dan
menegakkan kebenaran mereka snediri.
·
Dalam Yudaisme taurat mejadi jalan untuk pembenaran, dengan
melakukan dengan perbuatan bukan iman. Tetapi kristus telah melengkapi taurat
dan setiap orang percaya telah matu bagi taurat di dalam Kristus dan melalui
tubuhnya. Ini dapat kita mengerti bahwa setiap orang yang percaya kepada
Kristus tidak hidup bagi Taurat melainkan Kristus dan setiap orang yang percaya
menjadi Milik Allah dan hidup untuk Dia (Rm 10:4; Ef 2:15; Gal 2:18).
·
Paulus tidak pernah bertentang dengan Musa. Ketika Musa berkata
bahwa orang yang melakukannya akan hidup karenanya (Gal 3:12), maksudnya adalah
hidup dalam taurat harus melakukan tuntutan taurat, namun apakah ada yang bisa.
Tidak ada!
·
Paulus tidak pernah berat sebelah, dalam hal ini Paulus mengakui
hak istimewa bangsa Israel namun ketika itu menjadi kemegahan untuk memperoleh
kebenaran dari Allah berdsarkan perbuatan. Dengan ini ia menjelaskan bahwa
Taurat mematikan bagi bangsa Israel, dan dalam keseluruhan pengaturan Allah
akan umat-Nya Taurat menggenapi fungsi meningkatkan dosa dan pendisiplinan yang
mengarha kepada Kristus. Paulus sampai kepada kebenaran Allah oleh Iman, di luar ketaatan kepada
Taurat (Rm 1:17, 3:21)
3.
Perbedaan Taurat dan Anugrah
HUKUM TAURAT
|
ANUGERAH Allah
|
Taurat
membawa pengenalan akan dosa ( Roma 3:20; 4:15;)
|
Memisahkan
dari dosa (Roma 7:7)
|
Taurat
merangsang dosa( Roma 6:11-14)
|
Melepaskan
manusia dari dosa (Rm 3:24)
|
Taurat
menjatuhkan kutuk (Galatia
3:13)
|
Memberikan
berkat (Galatia 3:14)
|
Taurat itu
mematikan (Galatia 3:21-23)
|
Kristus sumber
kehidupan/ kegenapan Hukum Taurat (Roma 10:4)
|
BAB III
Kesimpulan
Dalam teologi yang dipaparkan Paulus kita dapat melihat
bahwa taurat memiliki peran dalam proses kedatangan Anugrah Allah. Di dalam
pengajaran Paulus Taurat merupakan penuntun untuk kedatangan Anugrah Allah (Rm
7:14; 8:2; Gal 4:5). Dimana Allah
menggunakan taurat untuk menunjukkan karya keselamatan yang ia perbuat bagi
setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Hukum
Taurat telah digenapi oleh Kristus maka setiap orang yang percaya kepada
Kristus tidak berada lagi di hukum taurat,
yang mengurung dan memenjarakan manusia dalam dosa melainkan telah
dibebaskan dari dosa. Anugrah Allah adalah karya Allah yang diberikan bagi
semua orang, dan anugrah Allah dapat diterima melalui iman percaya kepada
Kristus.
0 Response to "Hukum Taurat dan Anugerah // pandangan Paulus dan Kitab-kitab PB"
Posting Komentar